Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:35 WIB | Jumat, 24 April 2020

Jambu Mawar, Wangi dan Berkhasiat

Jambu mawar atau jambu keraton yang memiliki nama ilmiah Syzygium jambos (L.) Alston). (Foto: depositphoto.com)

SATUHARAPAN.COM – Buah jambu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Beragam jenis jambu banyak terdapat di negara ini, mulai dari jambu air sampai jambu biji. Tak terkecuali dengan buah jambu mawar, si jambu wangi. Jambu mawar dikenal juga dengan sebutan jambu keraton.

Bentuk buah jambu mawar ini merupakan kombinasi dari jambu biji dan jambu air. Sepintas serupa jambu biji, tetapi bila dibuka serupa dengan jambu air.

Buah ini memang tergolong langka karena tidak mudah dijumpai di pasaran. Jambu mawar (Syzygium jambos) memang tidak dibudidayakan secara komersial.

Buah jambu mawar menurut Wikipedia, biasa dimakan segar, meskipun nilainya masih kalah dengan jambu air, jambu semarang, atau jambu bol.

Buah jambu mawar berbentuk bulat seperti telur dan memiliki mahkota daun kelopak dan juga tangkai putik yang kuat dan tidak mudah rontok.

Daging buahnya tidak sama dengan daging buah jambu air. Cenderung kering. Akan tetapi, aromanya cukup khas, serupa mawar.

Warna buah ini biasanya kuning, namun ada pula yang berwarna merah muda. Jika dimakan yang terasa di lidah adalah rasa sepat yang dominan dan berpadu tipis dengan rasa manis khas buah.

Buahnya  dapat disuling untuk memperoleh ‘air mawar’, serupa dengan yang dapat diperoleh dari daun mahkota bunga mawar. Daunnya disuling untuk mendapatkan minyak atsiri, yang berguna bagi industri wewangian.

Sekalipun rasanya tidak terlalu enak, buah ini kaya manfaat. Jambu mawar sangat cantik untuk dijadikan tanaman hias. Selain itu, kulit kayu dan bijinya dapat juga dimanfaatkan untuk mengobati murus (diare), disentri, dan demam, dan juga dapat dijadikan  obat penenang. Hal ini diajarkan oleh nenek moyang kita dengan cara mengawetkan bunga jambu mawar ini.

Menurut  SS Murugan dan kawan-kawan (2011) dalam studi berjudul “Antimicrobial Activity of Syzigium Jambos against Selected Human Pathogen” (International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Volume : 3. Issue 2. p.1-11), ekstrak kulit batang, daun, dan biji jambu mawar memiliki daya hambat yang baik dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus  aureus dan Escherichia coli.

Rebusan daun jambu mawar dapat diterapkan pada penyakit diare dan juga berfungsi sebagai ekspektoran dan pengobatan untuk rematik. Jus daun digunakan sebagai obat penurun panas.

Pemerian Botani Jambu Mawar

Jambu mawar (Syzygium jambos), biasanya berupa pohon kecil, dengan tinggi 4-8 m, berdiameter batang sekitar 10 cm. Jambu ini mudah dikenali karena daunnya yang melanset, dengan bunga putih kekuningan yang didominasi benangsari panjang dalam jumlah yang banyak.

Jambu mawar, mengutip dari Wikipedia, umumnya berupa pohon kecil atau perdu dengan tinggi dapat mencapai 10 m dan gemang batangnya hingga 50 m, sering bercabang rendah dan bertajuk memencar lebar.

Daunnya tunggal terletak berhadapan, lonjong lanset berujung runcing, hijau tua berkilap di atas dan menjangat tipis.

Karangan bunganya dalam payung menggarpu, pendek, muncul di ujung ranting (terminal) atau di ketiak daun (aksial), 4-10 kuntum. Bunga besar, putih kehijau-hijauan, berbilangan 4, daun mahkota agak bundar, benang sari berjumlah banyak, lekas gugur, tangkai putik sepanjang sekitar 4 cm.

Buahnya bulat sampai bulat telur, bermahkota daun kelopak dan tangkai putik yang tidak rontok, kuning  keputihan, kehijauan atau kemerahan.

Jambu mawar mengutip dari uniga.ac.id, adalah anggota suku jambu-jambuan atau  Myrtaceae.

Jambu mawar merupakan pohon tropika dan kemudian menyeberang ke daerah subtropika. Pohon ini cocok tumbuh di daerah dengan ketinggian sekitar 1.200 mdpl. Tanaman mudanya membutuhkan naungan dan lingkungan yang lembap.

Jambu mawar, atau jambu keraton mengutip dari Wikipedia, bernama ilmiah Syzygium jambos (L.) Alston), berasal dari Asia Tenggara, khususnya di wilayah Malesia (Malesiana adalah suatu batasan kawasan geografi persebaran tumbuhan yang daerahnya meliputi wilayah: Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Papua Nuigini, dan Timur Leste).

Nama mawar mengacu karena buah jambu ini memiliki aroma wangi yang keras seperti mawar.

Jambu mewar memiliki beberapa nama lokal, antara lain jambee iye mawar (Aceh), klampok arum (Jawa), kalampok aeng mawar (Madura), nyambu ermawa (Bali), kembes mawar, kembes walanda, kumpasa im baranda (Sulawesi Utara), jambu jene mawara (Makassar), jambu mawaro, kupo mawar, kuputol mawar, goro mawar (Maluku).

Nama-nama asing untuk jambu mawar, antara lain, chompu namdokmai (Thailand), champoo/mountain apple (Kamboja), tampoy, yambo, dambo (Filipina), plum rose, Malabar plum, water apple, cloud apple, wax apple, rose apple (Inggris), pau tee (Hokkien, Taiwan), jaamun, jaambhool, rose jaamun (India), golap-jaam (Bangla, Bengali), pannerale/paneer-hannu/nerale (Karnataka), boga jamuk (Assam), madhura nelli, pera de agua,  pomarosa.

Nama buah ini dijadikan nama danau di Filipina, yakni Danau Yambo, salah satu dari tujuh danau di San Pablo City, Laguna Filipina.

Pohon jambu mawar juga kerap ditanam di taman-taman dan pekarangan sebagai pohon hias (ornamental). Selain itu, bunga-bunganya juga merupakan sumber pakan yang baik bagi lebah madu. Dari bunga yang diawetkan, dibuat obat tradisional pendingin dan penenang.

Pemanfaatan jenis jambu mawar ini tak hanya untuk tujuan kosmetika dan juga sebagai tanaman penghias taman. Bagian tanaman jambu mawar ini juga bisa dimanfaatkan, antara lain bagian kayunya cukup kuat dan bahkan tahan akan serangan rayap. Hal ini menjadikan ia sangat digemari dalam dunia konstruksi yang menggunakan bahan kayu. Selain itu, kayu jambu mawar ini juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pewarnaan alami atau penyamak.

Manfaat Herbal Jambu Mawar

Tanaman jambu mawar menurut Wikipedia memiliki beberapa manfaat, di antaranya menyembuhkan cacar. Daun jambu mawar juga bisa disuling untuk diambil minyak atsirinya. Buah jambu mawar bisa digunakan untuk pengobatan demam. Bunga jambu mawar yang diawetkan dapat dibuat obat tradisional pendingin dan penenang.

SS Murugan dan kawan-kawan menyebutkan kandungan tanin  ditemukan sangat tinggi pada kulit batang jambu mawar sebesar 2,5 mg/ml, pada biji 1,9 mg/ml, sedangkan pada daun 1,4 mg/ ml dalam pelarut aseton. Kandungan tanin secara kuantitatif juga ditunjukkan pada ekstrak kulit batang jambu mawar.

JF Morton dan kawan-kawan (1987), dalam buku berjudul Fruits of Warms Climates (Penerbit Miami, Wintervill, p.383-6), menyebutkan bubuk daun digunakan untuk menggosok tubuh pasien cacar untuk efek pendinginan.

Menurut DC Leonard (2006) dalam studinya berjudul “Syzygium jambos” (Medicineatyourfeet.com /Syzygium_jambos.pdf. 21 Agustus 2010), menyatakan beberapa negara seperti Suriname, China, India, dan Kamboja, telah memanfaatkan jambu mawar baik biji, buah, maupun buahnya, sebagai obat diare, bahkan diare disertai demam, disentri, sakit tenggorokan, diabetes, dan penyakit akibat infeksi.

Manfaat lain dari kulit batangnya menurut S Mohanty dan IE Cock (2010) dalam laporan mereka, “Bioactivity of Syzygium jambos, Methanolic Extracts: Antibacterial Activity and Toxicity (Journal Pharmacognosy Research.2 (1) : 4-9), telah digunakan untuk mengobati asma, bronchitis, dan suara serak.

Daun, buah, dan kulit batang jambu mawar mengandung saponin dan flavonoid. Di samping itu, daun dan buahnya juga mengandung polifenol. Buah dan kulit batangnya mengandung flavonoid, serta kulit batangnya mengandung tannin. Buahnya mengandung vitamin B dan C, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, karotena, pektin, minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, dan tannin.

Tim peneliti dari Program Studi Pendidikan Dokter gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, meneliti efektivitas ekstrak daun jambu mawar menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans secara in vitro.

Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab karies gigi dan memiliki kemampuan menghasilkan suasana asam dalam rongga mulut. Cara alternatif menanggulangi Streptococcus mutans yaitu dengan menggunakan  daun jambu mawar.

Hasil penelitian didapatkan zona hambat ekstrak daun jambu mawar terhadap bakteri Streptococcus mutans sebesar 13,15 mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak daun jambu mawar efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

Penelitian Robi Faisal dari Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Garut, “Aktivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Jambu Mawar (Syzygium jambos) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar”, menunjukkan ekstrak etanol daun jambu mawar dosis 200 mg/KgBB memiliki aktivitas antipiretik paling efektif dalam menurunkan suhu tubuh tikus.

Ia mendasari penelitian untuk mengetahui aktivitas antipiretik  ekstrak daun jambu mawar. Antipiretik digunakan untuk menurunkan suhu tubuh yang demam, yang merupakan bentuk mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit.

Tim peneliti dari Fakultas MIPA-Universitas Garut meneliti “Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol dan Fraksi-fraksi Daun Jambu Mawar (Syzygium jambos L) pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster”. Jambu mawar digunakan secara tradisional untuk beberapa penyakit, terutama daunnya digunakan untuk mengobati penyakit rematik.

Penelitian itu dilakukan untuk menguji aktivitas antihiperurisemia dari ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n heksan dari daun jambu mawar pada mencit jantan galur Swiss Webster. Hasilnya menunjukkan daun jambu mawar terutama dalam sediaan fraksi air memiliki potensi untuk digunakan sebagai antihiperurisemia.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home