Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Hoyaranda 06:00 WIB | Senin, 25 Mei 2015

Jangan Pernah Menyerah!

Selalu ada harapan.
Winston Churchil (foto: istimewa)

SATU HARAPAN.COM – Ketika Winston Churchill masih kecil, ia mempunyai segudang alasan untuk berputus asa. Sekalipun lahir dalam keluarga arsitokrat Inggris, orangtuanya tidak memedulikannya.

Ia dikirim ke boarding school, di mana ia diasramakan dan tidak pernah ditengok oleh orangtuanya yang terlalu sibuk dengan karier dan kehidupan sosial mereka sendiri. Ia tidak digubris oleh orangtuanya bahkan pada hari ulang tahunnya. Ketika Natal tiba dan semua siswa asrama pulang ke rumah mereka masing-masing, Winston kecil harus tetap berada di asrama yang sunyi, tanpa kawan ataupun kerabat yang peduli kepadanya.

Bagi anak kecil, situasi itu mudah membuatnya kehilangan harapan. Keadaan yang paling mudah membuat orang putus asa dan tidak berpengharapan adalah merasa tidak berguna dan terabaikan. Dan itulah yang dialami Winston Curchill. Orang yang seharusnya paling mengasihinya, tidak merasa perlu memberikan perhatian kepadanya. Masa kecilnya pantas membuat ia kehilangan harga diri karena hampa kasih sayang. Jika orangtuanya saja tak melihat alasan untuk mengasihi, lalu siapa yang akan merasa perlu mengasihi dia?

Kenyataannya, Winston tumbuh menjadi anak yang justru menemukan pengakuan dalam berbagai aspek kehidupan. Ia dua kali menjadi perdana menteri Inggris, diakui sebagai pemimpin perang terbaik pada abad ke-20 (memimpin Inggris ketika Perang Dunia II meletus hingga usai), sering disebut sebagai warga negara Inggris terbaik. Ia juga seorang penulis, bahkan pernah memenangkan hadiah Nobel untuk bidang sastra, dan ia adalah orang pertama yang memperoleh kewarganegaraan kehormatan dari Amerika Serikat. Untuk seorang yang di masa kecilnya terabaikan, prestasi ini tentu luar biasa mencengangkan.

Alkisah, bertahun-tahun setelah menjadi orang besar di mata dunia, ia diminta memberikan sambutan di kampusnya. Ia tidak banyak berkata-kata di tempat yang begitu banyak mengingatkannya kepada pengalaman pahit masa kecilnya. Ia hanya berujar, ”Bertahanlah, jangan pernah menyerah, jangan pernah menyerah, jangan pernah menyerah.” Nasihat dari seorang yang sesungguhnya amat pantas menjadi frustrasi, namun sebaliknya malah menjadi orang yang memengaruhi dunia secara positif.

Rahasianya? Tidak pernah menyerah. Bagaimana caranya? Dengan selalu mengandalkan adanya harapan. Di lorong yang gelap, orang-orang seperti Winston Churchill bisa melihat cahaya yang seperti noktah di ujung sana, kecil, tak nyata, namun tetap menunjukkan peluang bahwa keadaan dapat berubah. Selama hayat masih dikandung badan, kemungkinan untuk perubahan positif selalu ada, asalkan upaya tetap dijalankan.

Harapan mendorong munculnya semangat, semangat menimbulkan kekuatan untuk berjuang, kekuatan memunculkan pikiran kreatif untuk  mencari solusi, dan pikiran kreatif memperbesar peluang untuk survival. Sebagaimana dikatakan Nelson Mandela: ”It always looks impossible until it’s done.” Bahkan yang tak mungkin kadang bisa menjadi mungkin. Tentu harapan dan upaya semata tak selalu menghasilkan hal positif karena tak ada apa pun di kolong langit ini yang terjadi tanpa perkenanan Tuhan yang menguasai kehidupan manusia.

Kabar gembiranya lainnya ialah orang yang berpengharapan akan hidup lebih berbahagia, lebih sehat, lebih panjang umur ketimbang orang yang tidak berpengharapan.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home