Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:27 WIB | Selasa, 09 Juni 2015

Jaringan Supermarket Afrika Tarik Produk Mi Instan Maggi

Mi instan tersebut telah ditarik dari rak-rak supermarket di Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, dan Sudan Selatan. (Foto: bbc.co.uk)

KENYA, SATUHARAPAN.COM - Jaringan waralaba supermarket terbesar di kawasan Afrika Timur memutuskan untuk tidak lagi menjual mi instan Maggi dari Nestle, setelah muncul kekhawatiran akan bahaya pangan.

Jaringan waralaba Nakumatt menyatakan, mi instan tersebut telah ditarik dari rak-rak supermarket di Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, dan Sudan Selatan, menyusul tuntutan dari kelompok pelindung konsumen di Kenya (Cofek).

Kelompok itu menyerukan agar pihak penjual lebih memperhatikan kesehatan konsumen, mengingat mi instan Maggi telah dilarang di India, lantaran mengandung timbal yang lebih tinggi daripada yang diizinkan di dalam sejumlah bungkusan. Otoritas Keamanan dan Standar Makanan India, menuduh Nestle tidak memenuhi peraturan keamanan makanan India. Nestle menarik mi instan merek Maggi dari toko-toko, setelah regulator menemukan tingkat timbal yang lebih tinggi daripada yang diizinkan di dalam sejumlah bungkusan.

Perusahaan ini mengatakan, kebingungan itu berkembang sedemian rupa "sehingga kami memutuskan menarik produk dari toko, walaupun produk ini aman", tetapi menjanjikan mi instan itu akan kembali ke pasar segera, masalah yang ada saat ini ditangani.

Mi Maggi sudah dilarang selama 15 hari di ibu kota, Delhi, dan Negara Bagian Gujarat.

Sejak seruan itu dilontarkan, Cofek mengatakan jaringan supermarket Tuskys dan Naivas, sepakat untuk tidak lagi menjual mi instan itu. Bahkan, Biro Standar Kenya telah mengeluarkan seruan secara lisan untuk menarik produk tersebut.

Sementara itu, Nestle berkeras, produk mi instan Maggi benar-benar aman untuk dikonsumsi.

Sejak kekhawatiran mengenai timbal di bungkusan mi instan Maggi, Nestle mengaku telah menguji 1.000 bungkus mi instan tersebut, dan menemukan kadar timbal berada dalam batas yang diperbolehkan aturan pangan. (bbc.co.uk)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home