Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 05:33 WIB | Kamis, 15 Oktober 2020

Jerman Setuju Bayar Rp 8,6 Triliun bagi Korban Holocaust

Sebuah gambar yang diambil setelah pembebasan oleh tentara Uni Soviet pada bulan Januari 1945, menunjukkan sekelompok anak-anak yang mengenakan seragam kamp konsentrasi pada saat itu di belakang pagar kawat berduri di kamp konsentrasi Nazi Oswiecim (Auschwitz). (Foto: dok. dari AP)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Jerman telah setuju untuk memberikan lebih dari 500 jutas euro (sekitar Rp 8,6 triliun) untuk membantu para korban Holocaust yang berjuang di bawah beban pandemi virus corona, kata organisasi yang merundingkan kompensasi dengan pemerintah Jerman, hari Rabu (14/10).

Pembayaran akan diberikan kepada sekitar 240.000 orang yang selamat di seluruh dunia, terutama di Israel, Amerika Utara, bekas Uni Soviet dan Eropa Barat, selama dua tahun ke depan, menurut Conference on Jewish Material Claims Against Germany, yang juga disebut sebagai Konferensi Klaim.

Dengan berakhirnya Perang Dunia II, 75 tahun yang lalu, para penyintas Holocaust semuanya adalah lansia, dan karena banyak yang kekurangan nutrisi yang layak ketika mereka masih muda hari ini mereka menderita berbagai masalah medis. Selain itu, banyak yang hidup terisolasi dengan kehilangan seluruh keluarganya, dan juga memiliki masalah psikologis karena penganiayaan mereka di bawah Nazi.

“Ada tanggapan standar semacam ini untuk para penyintas, bahwa 'kami telah melalui yang lebih buruk, saya telah melalui yang lebih buruk dan jika saya selamat dari Holocaust, melalui perampasan makanan dan apa yang harus kami alami, saya akan melalui ini,'” kata Greg Schneider, wakil presiden eksekutif dari Claims Conference, dalam wawancara telepon dari New York dengan The Associated Press.

“Tapi jika Anda menyelidiki lebih dalam, Anda memahami kedalaman trauma yang masih ada di dalam diri orang-orang.”

Banyak juga yang berada di garis kemiskinan, dan biaya tambahan masker dan alat pelindung lainnya, pengiriman bahan makanan dan biaya terkait pandemi lainnya telah membebani banyak orang, kata Schneider. “Anda sedang tertatih-tatih di setiap bulan,” katanya. “Harus memutuskan antara makanan, obat-obatan, dan sewa.”

Dana baru tersebut ditargetkan untuk orang Yahudi yang belum menerima pensiun dari Jerman, terutama orang-orang yang melarikan diri dari Nazi dan berakhir di Rusia dan di tempat lain untuk bersembunyi selama perang.

Schneider mengatakan sekitar 50% korban Holocaust di Amerika Serikat tinggal di Brooklyn dan sangat terpukul ketika New York menjadi pusat wabah di Amerika, tetapi sekarang jumlahnya terlihat lebih buruk di Israel dan tempat lain. “Ini bencana yang bergulir,” katanya.

Rp 20,7 Juta Setiap Pentitas

Masing-masing korban akan menerima dua pembayaran sebesar 1.200 euro (sekitar Rp 20,7 juta) selama dua tahun ke depan, untuk komitmen keseluruhan sekitar 564 juta euro (sekitar Rp 9,7 triliun) kepada beberapa korban termiskin yang masih hidup saat ini.

Dana tersebut datang pada keadaan darurat sebesar US$ 4,3 juta (sekitar Rp 64,5 miliar) yang didistribusikan Konferensi Klaim pada musim semi ke lembaga-lembaga yang menyediakan perawatan bagi para korban.

Selain dana terkait virus corona, Jerman setuju dalam putaran negosiasi tahunan yang baru saja selesai untuk meningkatkan pendanaan layanan kesejahteraan sosial bagi para penyintas sebesar 30,5 juta euro (Rp 457,5 miliar), menjadi total 554,5 juta (sekitar Rp 8,31 triliun) untuk tahun 2021, kata Konferensi Klaim.

Kementerian Luar Negeri Jerman belum memberikan komentar tentang putaran terakhir negosiasi.

Uang tersebut digunakan untuk layanan termasuk mendanai perawatan di rumah bagi lebih dari 83.000 korban Holocaust yang selamat dan membantu lebih dari 70.000 orang dengan layanan penting lainnya, termasuk makanan, obat-obatan, transportasi ke dokter, dan program untuk mengurangi isolasi sosial.

Sebagai hasil dari negosiasi dengan Claims Conference sejak 1952, pemerintah Jerman telah membayar lebih dari US$ 80 miliar (setara Rp 1.200 triliun) ganti rugi Holocaust.

Bagian dari negosiasi tahunan Konferensi Klaim juga mencakup bekerja sama dengan Jerman untuk menambah jumlah orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.

Tahun ini, pemerintah Jerman setuju untuk mengakui 27 "ghetto terbuka" di Bulgaria dan Rumania, memungkinkan para penyintas yang berada di tempat-tempat tersebut untuk menerima pembayaran kompensasi. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home