Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 10:28 WIB | Jumat, 20 September 2019

Jogja International Street Performance 2019, Dibuka dengan Beksan Lawung Ageng

Jogja International Street Performance 2019, Dibuka dengan Beksan Lawung Ageng
Ilustrasi. Poster Jogja International Street Performance 2019. (Foto: Official doc. JISP)
Jogja International Street Performance 2019, Dibuka dengan Beksan Lawung Ageng
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Pemda DIY Marlina Handayani (berjilbab), KPH Notonegoro (berkacamata), dan Bambang Paningron (paling kanan) saat memberikan penjelasan pada jumpa media JISP 2019 di Aula Dinas Pariwisata DIY, Jalan Janti Km 4 Banguntapan-Bantul, Kamis (19/9) siang. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bertempat di aula kantor Dinas Pariwisata (Dispar) Pemda DI Yogyakarta, Jalan Janti Km 4 Banguntapan-Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (19/9) siang digelar jumpa pers Jogja International Street Performance (JISP) 2019. Jumpa pers menghadirkan Kepala Bidang Pemasaran Dispar DIY Marlina Handayani, Direktur Jaran prodution Bambang Paningron, dan Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridho Mardowo KPH Notonegoro.

Marlina menjelaskan bahwa JISP merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan terutama yang berasal dari manca negara (wisman) dengan target kunjungan 15 persen setiap tahunnya.

"Targetnya meningkat dari tahun kemarin. Untuk target tahun depan, dengan dibangunnya Bandara International Yogyakarta di Kulonprogo kemarin sempat dilakukan FGD dan oleh Menteri Pariwisata RI Arif Yahya, target kunjungan wisatawan di wilayah Yogyakarta ditingkatkan menjadi 1.000.000 kunjungan. Ke depannya (dengan adanya JISP yang melibatkan seniman dari berbagai negara) semoga juga berdampak pada peningkatan pada lama tinggal wisman di Yogyakarta," Marlina menjelaskan saat jumpa pers Kamis (19/9).

Bambang Paningron selaku inisiator JISP memberikan penjelasan, penggunaan jalan sebagai tempat pementasan (street performance) berangkat dari kenyataan bahwa sudah sejak lama Yogyakarta kekurangan ruang publik dan berlangsung hingga hari-hari ini.

“Mengapa harus menari di jalan? Bukankah sudah ada gedung pertunjukan di berbagai wilayah di Yogyakarta? Silakan berhitung bersama. Gedung pertunjukan yang ada setiap hari selalu penuh. Kita berebutan jadwal. Dalam satu malam minggu bisa ada 20 kegiatan yang berkaitan dengan seni pertunjukan di DIY. Ini luar biasa. Di wilayah Yogyakarta hampir setiap hari ada acara sementara ruangnya terbatas. Ini sebenarnya (yang menjadi alasan) mengapa kita membuat acara di luar ruang, yang sebenarnya bukan ruang publik, namun masih bisa memberikan akses kepada masyarakat untuk bisa menyaksikan. Permasalahan yang cukup mendasar adalah bagaimana teman-teman seni pertunjukan bisa mengekspresikan kemampuannya, kompetensinya di ruang-ruang yang belum tersedia,” jelas Bambang.

JISP 2019 akan diselenggarakan di sepanjang Jalan Malioboro dan kawasan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. Sebagai catatan, tempat pertunjukan JISP di beberapa titik di sepanjang Jalan Malioboro sesungguhnya bukanlah ruang publik mengingat area tersebut adalah ruang milik jalan (rumija) kawasan pedestrian yang diperuntukkan bagi pejalan kaki yang melintas.

JISP diselenggarakan selama dua hari 22-23 September mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai. Pada hari Sabtu akan dihelat pra-event JISP di depan Gedung Agung menampilkan tiga pentas pertunjukan.

Untuk turut menyukseskan JISP 2019 KPH Notonegoro dari KHP Kridho Mardowo menjelaskan bahwa ada persembahan dari pihak Keraton Yogyakarta berupa pementasan Tarian Lawung Ageng.

“Akan ditampilkan Beksa Lawung Ageng melibatkan penari secara lengkap. Sekitar 30-an ditambah dengan bregada serta tim pendukung. Keseluruhannya dari Keraton berjumlah kurang lebih 60-an,” Notonegoro menjelaskan.

Beksan Lawung Ageng merupakan salah satu tarian pusaka yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta, menggambarkan adu ketangkasan prajurit bertombak. Beksan Lawung Ageng diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) yang terinspirasi perlombaan watangan. Watangan adalah latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajurit pada masa lalu.

“Ini (sebagai upaya Keraton Yogyakarta) merangkul masyarakat yang lebih luas. Ini kan sudah zamannya kolaborasi, bersinergi. Jadi Keraton sudah selayaknya mengikuti perkembangan tersebut dengan menyajikan penampilan-penampilan yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Sepanjang tahun ini Keraton sudah menyajikan penampilan-penampilan yang dipublikasikan kepada masyarakat dan dibuka untuk umum sehingga masyarakat bisa mendapatkan kesempatan menikmati pertunjukan Keraton yang pada masa-masa sebelumnya itu sangat eksklusif dan tidak bisa diakses (oleh masyarakat luas),” Notonegoro menambahkan.

Beksan Lawung Ageng akan ditampilkan pada pembukaan JISP 2019, Minggu (22/9) malam di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Agenda Kegiatan Jogja International Street Performance 2019.

JISP 2019 akan diikuti performer dari dalam dan luar negeri di antaranya Jepang Korea, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Filipina. Berikut agenda kegiatan Jogja International Street Performance 2019 yang berlangsung 21-23 September di dua tempat.

Sabtu (21/9) sore (16.00-17.30) bertempat di depan Gedung Agung dengan penampilan Reog Wonogiri, Sanggar Anak Tembi, dan Krincing Manis sebagai pra-event JISP 2019.

Minggu (22/9) di sepanjang Kawasan Pedestrian Malioboro hingga Kawasan Titik Nol Km Yogyakarta:

  • Depan kantor DPRD DIY menampilkan Sardula Kelana (Yogyakarta), Bagus Mazasupa (Malang), oBar aBir Jazz club (Yogyakarta), mulai 16.00 hingga 20.30 WIB.
  • Gerbang barat Kompleks Kepatihan menampilkan Angguk Sripanglaras (Kulonprogo), Puri Senjani Apriliani (Surabaya), Sanggar Seni Kinanti Sekar (Yogyakarta), dan Artha Dance (Yogyakarta), mulai 16.00 hingga 19.30 WIB.
  • Depan Batik Margaria menampilkan Sanggar Tari Kembang Sakura (Sleman), Anis Harliani (Bandung), SMKN 1 Kasihan-Bantul, UKMBS Univ. Lampung, mulai 16.00 hingga 17.30 WIB.
  • Kawasan Titik Nol Km Yogyakarta menampilkan Line Dance (Yogyakarta), mulai 16.00 hingga 17.30 WIB.
  • Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, pembukaan JISP 2019 menampilkan KHP Kridho Mardowo (Yogyakarta), Didik Nini Thowok (Yogyakarta), Rina Takahashi (Jepang), Sanggar Dangkedunai (Batam), Silver Belle (Kamboja), Air Dance (Filipina), dan Bellacoustic (Kalimantan Tengah), mulai 19.30 hingga 22.30 WIB.

Senin (23/9) di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret menampilkan Pragina Gong (Yogyakarta), Romo Dance Theater (Malaysia), Rama Simon (Korea Selatan), Kalpana Sivan (Singapura), Anter Asmorotejo (Yogyakarta), Jun Amanto (Jepang), Sanggar Pratiwi (Yogyakarta), dan Rampak Gendang Sekar Nyentik (Yogyakarta), mulai 19.30 hingga 22.30 WIB.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home