Loading...
FOTO
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 01:18 WIB | Kamis, 13 September 2018

Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan

Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Penampilan Sanggar Anak Tembi di panggung jalanan JISP 7|2018 di seputaran lapangan Pancasila-UGM, Rabu (12/9) sore. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Koreografer Rina Takahashi (Jepang) tampil di bawah rerimbunan pohon bungur di tepi bulevar kampus UGM.
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Penampilan sanggar tari Nani Topeng Losari (Cirebon) di panggung utama JISP 7|2018, Rabu (12/9) malam.
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Gerakan naga seser dalam tari Topeng Losari.
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Gerakan gantung sikil.
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Gerakan geleyong.
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Penampilan Potchanan Pantham (Thailand) dalam reperyoar berjudul Anantha.
Jogja International Street Performance 7|2018: Jejogedan
Duo Neiro dan Mutsumi membawakan repertoar berjudul Paradise.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam dua hari (11-12 September) digelar acara Jogja International Street Performance (JISP) 7|2018 di seputaran Lapangan Pancasila Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Lima panggung diaktivasi secara serentak di lima titik setiap sore dengan penampilan Sanggar Seruni dan Sanggar Dayang Molek (Bangka Barat), Nani Topeng Losari (Cirebon), Ni dance (Purworejo), Sanggar Shaka Budaya (Wonogiri), Kiki Rahmatika-Kerincing Manis, Fetri Rachmawati, Artha dance (Yogyakarta), Fitri dance (Padang), Orkes Kampoeng Wangak-Maumere (NTT), serya Parrisca Ngremo Suropati (Pasuruan). Malam harinya di main stage di Lapangan Pancasila

Hari kedua, Rabu (12/9) setelah lima panggung selesai diaktivasi, panggung utama menampilkan koreografer asal Italia Stefano Fardelli dalam penampilan yang melibatkan penonton di awal dan akhir repertoarnya.

Sanggar tari Nani Topeng Losari asal Cirebon melanjutkan penampilan JISP dengan tiga tari topeng yang berbeda. Dua repertoar awal dilakukan secara solo oleh penari topeng, sementara pada repertoar terakhir yang mengambil cerita Panji, tujuh penari menari secara bersamaan. Dalam tiga repertoar tersebut Sanggar tari Nani Topeng Losari mempertontonkan tiga gerakan dasar yang menjadi ciri khas tari Topeng Losari yaitu gantung sikil, naga seser, dan geleyong. Gantung sikil adalah gerakan menaikkan satu kaki dan bertumpu pada kaki lainnya dengan berjinjit. Gerakanan naga seser merupakan gerakan kuda-kuda dengan kaki penari dibuka setengah jongkok dengan kaki kiri yang ditutupi juntaian kain. Sementara geleyong adalah gerakan badan didorong ke kiri dan ke kanan dengan sesekali melenggokan badan ke belakang.

Koreografer asal Thailand Potchanan Pantham menampilkan repertoar tunggal berjudul "Anantha" yang berkisah tentang siklus kehidupan mulai dari kelahiran hingga kematian. Dilanjutkan dengan penampilan duo penari asal Jepang Neiro dan Mutsumi menampilkan repertoar "Paradise". Setelah penampilan koreografer asal Bandung Lena Guslina, panggung JISP 7|2018 bertajuk #7 Jogja the Dancing City dengan tagline Jejogedan ditutup dengan penampilan Rodrigo Parejo berkolaborasi penari Bambang Besur.

 

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home