Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 12:48 WIB | Sabtu, 29 Agustus 2015

Jumlah Pelarian Modal Bulan Agustus Samai Krisis 2008

Seorang investor tengah mengamati papan penunjuk harga saham di bursa saham Beijing. Harga saham-saham perusahaan Tiongkok turut jatuh seiring dengan devaluasi yuan dan proyeksi melambatnya pertumbuhan ekonomi negara itu. (Foto: AFP)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Modal mengalir keluar dari pasar negara-negara berkembang (Emerging Market/EM) pada Agustus, karena para investor panik lalu melepas saham mereka mencapai 8,7 miliar dolar AS (Rp121,8 triliun), menurut data Institute of International Finance.

Arus keluar modal bersih mencapai 4,5 miliar dolar AS, dengan arus masuk utang (surat utang) hanya setengahnya mengimbangi aksi jual ekuitas, IIF melaporkan pada Kamis malam.

Agustus merupakan  bulan pertama selama tahun ini terjadi modal negatif bersih mengalir dari pasar negara berkembang (EM), dan kontras dengan Juli yang tenang, ketika arus keluar modal hanya 100 juta dolar AS, dibandingkan dengan arus masuk utang sebesar 6,2 miliar dolar AS.

Arus keluar itu sangat intensif pada Senin, 24 Agustus, memicu sebuah "Flows Alert" bagi IIF, sebuah kelompok riset perbankan dan lobi global.

"Hari itu saja, tujuh negara dalam sampel arus harian kami mengalami arus keluar 2,7 miliar dolar AS, besarnya sama dengan 17 September 2008 selama pekan kebangkrutan Lehman Brothers," kata IIF.

Alasan utama, menurut kelompok riset itu, adalah gejolak di Tiongkok, di mana bursa saham Shanghai pada hari itu mengalami penurunan tajam 8,5 persen.

"Harga komoditas lemah dan dikaitkan dengan Tiongkok telah menekan pasar saham negara-negara berkembang, ketika pasar sudah tegang dalam mengantisipasi tinggal landas The Fed," IIF mengatakan, mengacu pada ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS.

"Pengumuman rezim nilai tukar baru yang lebih berorientasi pasar dan devaluasi RMB (renminbi) pada 11 Agustus meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok dan memicu volatilitas pasar berbasis luas, depresiasi mata uang dan penjualan luas ekuitas negara-negara berkembang," tambahnya.(AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home