Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 07:03 WIB | Jumat, 02 Oktober 2020

Jurnalis “Le Monde” Prancis dan Armenia Ditembaki Pasukan Azerbaijan di Armenia

Anggota sukarelawan etnis Armenia berkumpul di sebuah pusat di mana mereka menerima seragam dan senjata sebelum dikirim ke garis depan dekat Hadrut, yang memproklamirkan diri sebagai Republik Nagorno-Karabakh, Azerbaijan, hari Selasa (29/9). (Foto: AP)

YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Dua wartawan Prancis yang bekerja untuk surat kabar “Le Monde” berada dalam kondisi gawat setelah ditembaki oleh pasukan Azeri (Azeebaijan) di kota Martuni, Armenia, kata sumber pemerintah Armenia kepada Reuters, hari Kamis (1/10).

Jurnalis tersebut tidak disebutkan namanya, namun diidentifikasi sebagai lahir pada tahun 1989 dan 1991, dan telah merekam warga sipil dengan sekelompok jurnalis di Martuni sebelah barat wilayah Nagorno-Karabakh, kata sumber tersebut.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan bahwa Prancis siap mengangkut dua wartawan dari Nagorno Karabakh setelah mereka terluka parah dalam pertempuran di wilayah yang disengketakan itu.

“Le Monde” sebelumnya telah mengkonfirmasi kepada AFP bahwa seorang reporter dan fotografer yang bekerja untuk harian Prancis itu terluka dalam pemboman oleh pasukan Azerbaijan.

Dua jurnalis Armenia juga terkena tembakan, menurut pihak berwenang Armenia. Duta Besar Armenia untuk Prancis mengatakan kepada AFP bahwa kedua jurnalis Prancis itu "terluka parah dan sekarang sedang dioperasi di rumah sakit kota itu. Mereka berada di dekat balai kota ketika daerah itu dibombardir,” tambah Hasmik Tolmajian.

Serangan di Kota Martuni

Macron mengatakan kepada wartawan di Brussel bahwa "pesawat medis siap berangkat saat kami berbicara. Kami melakukan segalanya untuk menstabilkan korban luka sebelum mereka dievakuasi."

Pemimpin Prancis itu mengatakan dia mengirimkan dukungannya kepada keluarga yang terluka dan semua jurnalis di “Le Monde"

Beberapa wartawan, termasuk satu tim dari AFP, sedang mewawancarai penduduk di Martuni dan menilai kerusakan dari penembakan sebelumnya ketika pemboman dimulai. Tak seorang pun di tim AFP yang terluka.

Regis Gente dari RFI / France 24 mengatakan mereka sedang melihat rumah yang rusak ketika roket menghantam, menambahkan bahwa serangan itu berlangsung sekitar satu menit.

Pertempuran sengit telah berkecamuk selama empat hari setelah konflik berkepanjangan di wilayah antara Armenia dan Azerbaijan terjadi kembali.

Saling Klaim

Korban tewas meningkat pesat, dengan kedua belah pihak melaporkan korban sipil. Armenia mencatat 104 kematian militer dan 23 warga sipil tewas. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukannya telah membunuh 2.300 pasukan separatis Karabakh dan "menghancurkan 130 tank, 200 unit artileri, 25 unit anti-pesawat, lima depot amunisi, 50 unit anti-tank dan 55 kendaraan militer."

Armenia mengklaim bahwa Azerbaijan kehilangan 130 tentara sementara 200 lainnya luka-luka. "Angkatan bersenjata Armenia menghancurkan 29 tank dan kendaraan lapis baja," kata juru bicara kementerian pertahanan.

Wilayah pemisahan etnis mayoritas Armenia mendeklarasikan kemerdekaan dari Azerbaijan setelah jatuhnya Tirai Besi Uni Sovyet yang memicu perang di awal 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa. Tetapi masih belum diakui sebagai negara merdeka oleh negara mana pun, termasuk Armenia. Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik sebagian besar terhenti sejak perjanjian gencatan senjata tahun 1994. (Reuters/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home