Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 23:30 WIB | Jumat, 08 Desember 2017

Kabar Baik

Dan ini jugalah kabar baik itu: menjadi saksi Kristus.
Yohanes Pembaptis (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Mrk. 1:1) Demikianlah prolog Injil Markus. Berbeda dengan penginjil lain—yang langsung bicara soal Yesus—Markus menceritakan tentang pribadi lain. Orang itu adalah Yohanes Pembaptis, yang berteriak lantang, ”Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Mrk. 1:4).

Mengapa Markus memulai Injilnya dengan kisah Yohanes Pembaptis? Salah satu kemungkinan jawabannya adalah Markus ingin mengatakan bahwa  sehebat-hebatnya Yohanes Pembaptis, toh dia—seperti yang diakuinya—hanyalah pembuka jalan. Dengan kata lain, kalau Yohanes Pembaptis saja sudah sehebat itu, apa lagi pribadi berikutnya?

Kenyataannya—inilah kabar baik itu—Yohanes Pembaptis sendiri tidak ingin orang lain berfokus pada dirinya. Anak Zakaria itu ingin orang lain melalui dirinya mengarahkan pandangan kepada Yesus orang Nazaret. Dengan lugas dan gamblang dia berkata, ”Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” (Mrk. 1:7).

Jelas, Yohanes Pembaptis mengakui adanya orang yang lebih berkuasa dari dirinya. Dia hanyalah pembuka jalan. Ada orang yang lebih berkuasa dari dirinya.

Menurut Rama Gianto, ungkapan ”membungkuk melepaskan tali sepatu” tidak hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi, melainkan terselip pula arti yuridisnya. Kebiasaan di Israel pada masa itu, setiap kali orang hendak menguatkan suatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Itu berarti orang itu sedang melepaskan haknya.

Perkataan Yohanes Pembaptis bukanlah basa-basi. Dia mengaku bahwa dirinya tidak layak melakukan sesuatu yang membuat Yesus melepaskan hak-Nya. Dan hak Yesus ialah membawakan baptisan dalam Roh Kudus dan mendekatkan kembali keilahian kepada manusia.

Yohanes Pembaptis hendak mengatakan bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air—menyadarkan manusia. Tetapi, Yesuslah yang berhak membaptis dengan Roh Kudus. Jelas di sini bahwa dalam segala yang diupayakannya, Yohanes Pembaptis senantiasa berusaha menjadi saksi Kristus.

Dan ini jugalah kabar baik itu: menjadi saksi Kristus.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home