Loading...
INDONESIA
Penulis: Bob H. Simbolon 10:54 WIB | Minggu, 23 Oktober 2016

Kabupaten Sleman Tetapkan Status Siaga Banjir

Ilustrasi banjir. (Foto: dok.satuharapan.com/Dedy Istanto)

SLEMAN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Sleman menaikkan status kewaspadan wilayah menjadi siaga untuk mengantisipasi banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sleman yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Bupati Sleman Nomor 64/Kep.KDH/A/2016 tentang Status Siaga Darurat Banjir dan Tanah Longsor," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan, pada hari Minggu (23/10).

Dia mengatakan pemberlakuan status siaga akan dimulai pada tanggal 21 Oktober hingga tanggal 30 November 2016 dan SK menaikkan status siaga ditetapkan pada hari Jumat (21/10) lalu. 

"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan ancaman bencana banjir maupun tanah longsor. Khusus masyarakat di dekat aliran sungai diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipasi. Begitu juga masyarakat di kawasan perbukitan yang rawan longsor. Saat hujan turun harus lebih waspada," kata dia.

Selain itu, kata dia para penambang pasir liar di sungai berhulu Gunung Merapi juga diharapkan meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bencana banjir di hulu sungai Merapi dan tanah longsor.

"Masih banyak penambangan yang ada di sekitar aliran sungai di lereng Merapi, kami imbau untuk berhati-hati," kata dia

Dia juga mengatakan, penambangan pasir tersebut tersebar di beberapa aliran sungai, seperti Sungai Kuning, Gendol, dan Opak. Bahayanya ketika curah hujan tinggi dapat menyebabkan banjir. 

"Kemudian, air hujan membebani tanah di tebing sungai yang labil. Bisa berakibat terjadinya longsor karena beban air berat menyebabkan longsor di tebing-tebing sungai," dia menambahkan.

Sementara itu, warga Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman Badiman, mengatakan penambangan di lereng Merapi tidak hanya memakai manual saja. Namun, alat berat pun sekarang sudah mulai muncul kembali.

"Kami hanya ingin agar ada penataaan. Supaya tidak terjadi dampak berkepanjangan. Pemulihannya akibat penambangan ini juga nanti bagaimana," kata dia. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home