Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:23 WIB | Senin, 25 Mei 2015

Kadin: Beras Plastik Alat Peralihan Isu Politik

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog Natsir Mansyur (kiri). (Foto: Dok.satuharapan.com/ Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa hebohnya berita mengenai beras sintetis atau beras plastik berbau politik.

“Bijih plastik itu lebih mahal dua kali lipat dibanding beras,” kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah  dan Bulog Natsir Mansyur di Hotel Borobudur Jakarta Pusat dalam Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Timur serta Trade and Investment Forum: East Indonesian Region ,Senin (25/5).

Menurutnya, jika kedua bahan itu dicampur tidak akan memberikan keuntungan kepada pedagang tersebut. Oleh karena itu, Natsir mencurigai bahwa isu ini bukan murni bisnis namun ada kepentingan politik yaitu pengalihan isu.

“Ini bukan murni bisnis. Saya kira ini pengalihan isu atau motif politik saja. Itu bukan motif dagang jadinya,” kata dia.

Dia juga berpendapat bahwa masalah beras plastik ini akhirnya menjadi kasus kriminal karena dampaknya meresahkan dan membahayakan konsumen.

“Kalau begitu, kalau sudah dicampur plastik, itu sudah kriminal,” kata dia.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home