Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 21:02 WIB | Senin, 25 Mei 2015

Kadin Minta BI Rate Diturunkan

Gubernur BI, Agus D. W. Martowardojo (ketiga kiri) bersama seluruh Deputi Gubernur BI saat konferensi media di Gedung BI, Jakarta, Selasa (19/5). (Foto: Dok.satuharapan.com/Martha Lusiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto meminta Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate untuk mendukung dunia usaha di tengah perlambatan ekonomi saat ini.

“Turunkan BI rate! Jangan pikirkan hanya sudut pandang BI saja tapi lihat kepentingan semua faktor,” kata Suryo Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Timur serta "Trade and Investment Forum: East Indonesian Region" di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Senin (25/5).

Dia mengatakan bahwa saat ini tren pelemahan ekonomi global juga berdampak pada dunia usaha belum lagi ditambah dengan tingginya bunga bank.

"Bunga bank di Indonesia cukup tinggi, sedangkan di negara-negara tetangga bunga bank itu hanya separuh dari nilai yang berlaku di dalam negeri. Dari situ saja kita sudah lihat betapa tidak diuntungkannya posisi dunia usaha Indonesia," kata dia.

Menurutnya bunga bank yang tinggi membuat dunia usaha goyah dalam menjalankan usahanya apalagi disertai dengan lesunya penjualan, produksi hingga ekspor.

Pelemahan ekonomi ini juga berdampak pada pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan. Dia mengimbau kepada pemerintah untuk bertindak agar suasana ini tidak berkelanjutan.

"Kalau BI rate bisa diturunkan, ya turunkan. Tidak perlu terlalu memikirkan sudut pandang BI karena kita harus melihat secara holistik kepentingan semua sektor. Memang ada risiko, tapi kadang risiko itu perlu kita ambil kalau ingin menyelamatkan ekonomi secara keseluruhan," kata Suryo.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 Mei 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 7,5 persen, dengan suku bunga deposit facility 5,5 persen dan lending facility pada level 8 persen.

"Keputusan tersebut sejalan dengan kebijakan moneter yang cenderung ketat untuk menjaga agar inflasi berada dalam sasaran empat plus minus satu persen pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3 persen terhadap PDB dalam jangka menengah," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/5).

Keputusan BI mempertahankan BI rate di level 7,5 persen tersebut adalah ketiga kalinya setelah pada Februari 2015 menurunkan tingkat suku bunga acuan dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen.

Faktor eksternal dan domestik menjadi pertimbangan BI menerapkan kebijakan moneter ketat. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home