Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 10:16 WIB | Selasa, 31 Oktober 2017

KAFT UNS Manfaatkan Limbah Plastik Kresek untuk Campuran Aspal Jalan

Pengaspalan jalan menuju Asrama Mahasiswa UNS dengan bahan aspal yang dicampur limbah plastik kantong kresek yang dikembangkan Keluarga Alumni Fakultas Teknik UNS. (Foto: rri.co.id)

SURAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Alumni Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo mengembangkan pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal. Hasil ide kreatif itu diujicobakan untuk pengaspalan ruas jalan sepanjang 500 meter, akses menunju Asrama Mahasiswa UNS Solo.

Pemanfaatan sampah plastik, khususnya limbah tas kresek, sebagai campuran aspal jalan, merupakan ide kreatif yang harus didukung semua pihak. Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Sudirman, mengemukakan hal itu seperti diberitakan rri.co.id pada Senin (30/10), saat menghadiri pengaspalan ruas jalan akses menuju Asrama Mahasiswa Universitas Sebelas Maret UNS Solo.

Pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal yang dikembangkan Alumni Fakultas Teknik UNS di Balai Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, sangat membantu mengurangi sampah plastik, meski baru 6 persen. Hal ini menjadi tantangan bagi Fakultas Teknik UNS untuk mengembangkannya hingga 15 persen.

Sudirman, yang juga anggota Keluarga Alumni Fakultas Teknik UNS, KAFT, mengatakan sampah yang jumlahnya mencapai 67,9 juta ton, 14,7 persen di antaranya merupakan sampah plastik, yang saat ini telah menjadi masalah besar di Indonesia.

“Jadi timbunan sampah di Indonesia tahun ini kurang lebih 67 juta ton. Dari jumlah itu 14,7 persennya plastik dan 49 persen dari limbah plastik itu limbah tas kresek, yang tidak dapat diaur ulang,” ia menjelaskan.

Pada kesempatan sama, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Dr Nyoman Suatnyana, mengakui pada awal penggunaan limbah plastik untuk campuran aspal, pihaknya mengalami kendala. Namun, saat ini, dengan alat seharga 30 juta rupiah, plastik dapat dicacah 20 kg dalam satu jam. Dari sisi teknis, aspal yang dicampur limbah plastik lebih unggul. Stabilitasnya naik 40 persen, meski lebih keras dibanding penggunaan polimer murni.

Sementara itu, Sekretaris LPPM UNS, Ary Setyawan, menyatakan pengaspalan jalan menggunakan campuran limbah plastik sepanjang 500 meter dengan lebar 3 meter di ruas jalan jalan menuju Asrama Mahasiswa UNS, merupakan agenda pengabdian KAFT UNS kepada almamaternya. (rri.co.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home