Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:53 WIB | Rabu, 30 Desember 2015

Kaleidoskop Ekspor-Impor 2015: Pemerintah Masih Berupaya Tekan Impor

Ilustrasi. Suasana kawasan Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta Utara, Jumat (19/6). (Foto: Dok. satuharapan.com/ Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sepanjang 2015, pemerintah masih berupaya untuk menekan impor dan meningkatkan neraca perdagangan dengan memaksimalkan kinerja ekspor. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja impor terendah pernah dicapai pada bulan Juli yaitu sebesar 10,08 miliar.

“Penurunan ini dikarenakan oleh turunnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing USD 283 juta atau sebanyak 10,99 persen dan USD 2,6 miliar atau sebanyak 25,18 persen,” kata Deputi Bidang Statisitk Produksi Badan Pusat Statistik Adi Lumaksono di kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, Selasa (18/8).

Adi memaparkan bahwa penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor ketiga komponen migas yaitu minyak mentah sebesar USD 157 juta atau sebanyak 18,21 persen, hasil minyak USD 124 juta atau sebanyak 7,96 persen dan gas sebesar USD 1,7 juta atau sebanyak 1,11 persen.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong juga mengapresiasi turunnya kinerja impor pada bulan Juli tersebut.

"Dari sisi makro penurunan impor ya sesuatu yang baik. Mengalami penurunan 22,36 persen dibandingkan bulan lalu (Juni 2015)," kata Thomas saat memberikan keterangan pers mengenai perkembangan ekspor impor di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Rabu (19/8).

Menurutnya penurunan impor inilah yang membuat neraca perdagangan pada bulan Juli 2015 surplus sebesar USD 1,33 miliar karena total ekspor pada bulan Juli 2015 sebesar USD 11,41 miliar.

"Kalau saya lihat neraca perdagangan bulan ini dan periode tujuh bulan (2015) sejauh ini sangat menyolok adalah tertolong dari colapse-nya impor dan ekspor yang membaik."

Selain itu, kata dia, faktor utama lainnya adalah kondisi global juga mempengaruhi negara-negara tujuan ekspor Indonesia masih setia sehingga permintaan terhadap ekspor barang dan jasa tetap ada meskipun berkurang.

Berikut adalah ringkasan kinerja ekspor impor dan neraca perdagangan selama 11 bulan di tahun 2015:

Bulan Januari kinerja ekspor mencapai USD 13,30 miliar dan kinerja impor mencapai USD 12,59 miliar sehingga neraca perdagangan bulan Januari 2015 mencapai surplus USD 709,3 juta.

Kemudian pada bulan Februari, kinerja ekspor dan impor mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar USD 12,29 miliar dan USD 11,55 miliar. Sehingga, neraca perdagangan RI pada bulan Februari mencapai USD 738,3 juta.

Bulan Maret, kinerja ekspor dan impor mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar USD 13,7 miliar dan USD 12,6 miliar. Neraca perdagangan yang dihasilkan pada bulan Maret tercatat surplus sebesar USD 1,1 miliar.

Sedangkan pada bulan April kinerja ekspor sedikit menurun 4,04 persen bila dibandingkan pada bulan Maret yaitu sebesar USD 13,08 miliar dan kinerja impor naik 0,16 persen yaitu sebesar USD 12,63 miliar sehingga neraca perdagangan yang dihasilkan pada bulan April mengalami surplus USD 454,4 juta.

Bulan Mei, kinerja ekspor turun 4,11 persen yaitu sebesar USD 12,56 miliar dan kinerja impor juga mengalami penurunan yaitu sebesar USD 11,61 miliar sehingga neraca perdagangan menjadi USD 955 juta.

Kemudian, pada bulan Juni kinerja ekspor mengalami peningkatan 5,91 persen yaitu sebesar USD 13,44 miliar dan kinerja impor juga naik sebesar USD 12,96 miliar bila dibandingkan pada bulan sebelumnya. Sehingga surplus sebesar USD 477 tercatat dalam neraca perdagangan pada bulan Juni.

Kinerja impor terendah sepanjang 2015 tercatat pada bulan Juli yaitu sebesar USD 10,08 miliar dan ekspor sebesar USD 11,4 miliar sehingga neraca perdagangan tercatat surplus sebesar USD 1,33 miliar.

Kemudian, pada bulan Agustus baik ekspor dan impor kinerjanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar USD 12,7 miliar dan USD 12,27 miliar sehingga mencatatkan surplus pada neraca perdagangan sebesar USD 433,8 juta.

Bulan September, BPS mencatat surplus neraca perdagangan terbesar keempat yaitu sebesar USD 1,02 miliar yang dinilai dari selisih kinerja ekspor sebesar USD 12,5 miliar dan kinerja impor sebesar USD 11,51 miliar.

Kemudian bulan Oktober neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD 1,01 miliar yang dihasilkan dari selisih kinerja ekspor sebesar USD 12,08 miliar dan impor sebesar USD 11,07 miliar.

Namun, bulan November neraca perdagangan mengalami defisit sebesar USD 346,4 juta karena kinerja ekspor hanya sebesar USD 11,16 miliar dan kinerja impor sebesar USD 11,51 miliar.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home