Loading...
SAINS
Penulis: Ignatius Dwiana 15:21 WIB | Jumat, 12 Juli 2013

Kampanye Global Menyelamatkan Artik di Kutub Utara

Kutub Utara (Foto Quark Expeditions)

SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 800 ribu tahun es menjadi kekhasan utama lautan Arktik di Kutub Utara. Es di puncak dunia itu telah memantulkan panas matahari kembali ke angkasa, menjaga seluruh planet tetap dingin, dan menstabilkan sistem cuaca sehingga bumi dapat secara baik menghasilkan sumber-sumber makanan. Tetapi Arktik sedang di bawah ancaman ancaman pengeboran minyak, industri perikanan, dan perang. Demikian kampanye penyelamatan Artik yang disampaikan Green Peace melalui situs http://www.savethearctic.org/.

Menghilangnya es di kawasan kutub utara sangat dikhawatirkan. Karena hal ini tidak saja berakibat dan menjadi ancaman bagi beruang kutub, ikan paus, paus Narwhal, anjing laut dan spesies lainnya yang hidup di Arktik, tetapi juga bagi manusia di bumi. Selama 30 tahun terakhir, tiga perempat pucuk es yang mengapung di puncak dunia menghilang. Volume dari laut es diukur lewat satelit pada musim panas ini, saat mencapai ukuran terkecil, telah menyusut dengan sangat cepat hingga menurut para ilmuwan telah mencapai spiral kematian.

Arktik menjadi garis depan iklim yang memanas dengan peningkatan dua kali lebih cepat dibandingkan tempat lain. Arktik juga garis depan industri minyak untuk bahan bakar mematikan yang menyebabkan es mencair.

Perusahaan-perusahaan penghasil energi kotor yang menyebabkan Arktik mencair pada awal mulanya tengah mencari keuntungan dari es yang menghilang. Shell, BP, Exxon, Gazprom, Rosneft dan lainnya akan membuka ladang minyak baru untuk meraup potensi 90 juta barel minyak. Keuntungan yang sangat banyak tetapi hanya bernilai tiga tahun kandungan minyak bagi dunia. Dalam melakukan pengeboran di Arktik, perusahaan-perusahaan minyak itu harus menarik bongkahan gunung es yang menghalangi anjungan pengeboran dan menggunakan selang raksasa untuk mencairkan es yang mengapung dengan air hangat.

Perusahaan perikanan raksasa mengeksploitasi Arktik dengan armada kapalnya. Mereka menebarkan jalanya dalam menangkap ikan sehingga menjadi ancaman bagi perikanan berkelanjutan yang dikembangkan penduduk lokal dengan metode memancingnya selama ribuan tahun.

Pengeboran minyak dan industri perikanan di kawasan Arktik jika tidak dapat dihentikan dapat berakibat pada perebutan sumber daya alam. Perdamaian jangka panjang terancam. Mengutip data yang ditayangkan Wikileaks, Amerika Serikat telah berbicara tentang ancaman militer yang meningkat di Arktik dan Rusia memprediksikan intervensi bersenjata di masa depan.

Milyaran persenjataan dihabiskan negara-negara untuk Arktik. Senjata bertenaga nuklir, kapal selam, dan jet tempur sedang dibeli negara-negara Arktik dengan klaim tumpang tindih atas kawasan sekitar Kutub Utara.

Tidak satu pun Pemerintah, pasukan tentara, negara-negara dan perusahaan yang melindungi Arktik, mereka hanya mencari keuntungan darinya dengan eksploitasi sumber daya alam.

Tetapi cara terbaik untuk menjaga perdamaian dengan membuat eksploitasi sumber daya alam yang ada dibatasi. Pengeboran minyak dan industri perikanan harus dihentikan, demikian seruan kampanye global penyelamatan Arktik yang dilakukan Green Peace.

Dalam kampanye globalnya, Green Peace menyerukan para pemimpin dunia untuk membuat tempat perlindungan global di daerah tak berpenghuni di sekitar Kutub Utara dan memberlakukan pelarangan pengeboran minyak serta industri penangkapan ikan di perairan Arktik.

Green Peace juga meminta dukungan lewat petisi bersama jutaan orang yang percaya pada perlindungan Arktik untuk menciptakan sebuah suaka global di Kutub Utara. Green Peace menargetkan memperoleh 5 Juta tanda tangan bagi penyelamatan Arktik.

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home