Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:12 WIB | Rabu, 19 Februari 2020

Kapal Turki Bawa Amunisi Diserang di Libya

Asap mengepul dari pelabuhan di Tripoli setelah serangan pasukan LNA terhadap sebuah kapal kargo Turki yang bermuatan amunis. (Foto: dari Al Arabiya)i

TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM-Sebuah kapal kargo Turki yang membawa amunisi dan senjata yang berasal dari Turki menjadi sasaran tembak oleh Tentara Nasional Libya (LNA) di pelabuhan Tripoli, hari Selasa (18/2). "Kapal Turki yang sarat dengan senjata dan amunisi yang merapat pagi ini di pelabuhan Tripoli hancur," kata sebuah pernyataan dari pusat media LNA dikutip Al Arabiya.

Utusan PBB untuk Libya, Ghassan Salame, mengkonfirmasi bahwa pelabuhan itu diserang, tanpa memberikan rincian tambahan. Sementara laporan Reuters dari Tripoli, mengatakan pasukan yang berkuasa di wilayah Timur, dapat melihat asap tebal mengepul dari pelabuhan. Sumber pelabuhan mengatakan ada gudang yang terkena tembakan.

Sementara itu, dari Turki dilaporkan bahwa pasulan LNA menyerang pelbuhan dan tidak menyebutkan tentang kapal Turki di wilayah itu, seperti dilaporkan media setempat Daily Sabah.

Turki telah mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang berbasis di Tripoli, yang berperang melawan LNA, yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar, untuk menguasai Libya. Ankara juga dituduh mengirim tentara bayaran Suriah ke negara itu, termasuk tahanan ISIS yang dibebaskan.

Kehadiran kapal amunisi Turki terjadi meskipun ada upaya Uni Eropa untuk memberlakukan larangan senjata di Libya. "Embargo senjata telah menjadi lelucon, kita semua benar-benar perlu mengmbil langkah," kata Wakil Perwakilan Khusus PBB untuk Libya, Stephanie Williams pada hari Minggu (16/2).

Turki juga memiliki kepentingan komersial di Libya, yang membawa negara itu ke konflik di Libya, khususnya dengan LNA.

Pada tahun 2019, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menandatangani kesepakatan yang disengketakan dengan Perdana Menteri GNA, Fayez al-Sarraj, yang memberi Turki hak maritim untuk wilayah besar di laut Mediterania timur. Kesepakatan itu telah ditolak oleh Uni Eropa yang mendukung anggotanya Yunani dan Siprus, dan negara-negara lain termasuk Mesir.

LNA juga menolak kesepakatan itu, menuduh Turki berusaha mengubah Libya menjadi sebagai provinsinya Ottoman.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home