Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:00 WIB | Jumat, 19 Januari 2018

Kapas, Alternatif Kontrasepsi

Kapas(Gossypium sp.). (Foto: agrodaily.com)

SATUHARAPAN.COM – Kapas, dalam bahasa Sanskerta, menurut Wikipedia, disebut karpasa. Artinya, serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium, yakni tumbuhan semak yang berasal dari daerah tropika dan subtropika.

Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Selain itu kapas juga digunakan sebagai alat kecantikan dan alat kesehatan.  

Serat kapas, merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10 persen dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami.

Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).

Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan dalam jaring ikan, saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan juga uang dollar AS modern. Jeans denim, sebagian besar terbuat dari kapas, demikian juga T-shirt.

Biji kapas, dikutip dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id,  dapat diproses lebih lanjut dan diolah menjadi minyak (untuk sabun, cat, dan kosmetik). Ampasnya masih dapat diolah lagi menjadi tepung biji kapas. Ampas (bungkil) biji kapas sangat potensial dipakai sebagai pengganti kedelai dalam campuran pakan ternak, karena mengandung protein yang tinggi.

Bungkil biji kapas yang ditepungkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dengan terlebih dahulu dilakukan pemanasan untuk menghilangkan kandungan gossipol. Beberapa jenis makanan yang telah dicoba antara lain kerupuk, dan makanan ringan/snack.

Tanaman kapas berdasarkan penelitian, mengandung senyawa gossipol dalam minyak biji kapas. Senyawa itu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif alat kontrasepsi pada manusia, sehingga dapat memecahkan masalah pertambahan jumlah penduduk dengan cara yang alami.

EM Coutinho dari Sekolah Kedokteran, Universitas Federal Bahia, Salvador, Bahia, Brasil, meneliti gossypol adalah polifenol yang diisolasi dari biji, akar, dan batang tanaman kapas (Gossypium sp.). Pigmen kuning yang mirip dengan flavonoid, ada dalam minyak biji kapas, telah menyebabkan ketidaksuburan pada hewan, pada dosis yang relatif rendah. Penelitian yang dilakukan di China, Afrika, dan Brasil telah menunjukkan bahwa zat tersebut tidak menimbulkan efek samping. Menurut Coutinho, dengan dosis 15 mg/hari selama 12 minggu pemakaian dapat menyebabkan infertilitas, demikian juga dengan dosis 10 mg/hari selama 32 minggu pemakaian. Selain sebagai bahan kontrasepsi pria, gossipol juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita.

Pemerian Botani Tanaman Kapas

Tanaman kapas, dikutip dari balittas.litbang.pertanian.go.id, umumnya dikembangbiakkan dari biji. Pada waktu berkecambah calon akar tunggang tumbuh lebih dahulu masuk ke dalam tanah, diikuti oleh keping biji. Kapas mempunyai akar tunggang yang panjang dan dalam, bergantung pada umur, besarnya tanaman.

Batangnya berwama bijau tua, merah, atau hijau bernoktah merah. Batang umumnya berbulu dan ada pula yang tidak, pangkalnya tidak berbulu.

Dari setiap ruas, tumbuh daun dan cabang pada ketiaknya. Banyaknya cabang vegetatif bervariasi, biasanya sekitar 3-4 cabang. Bentuk daunnya, daun pertama sampai kelima, belum sempuma. Kadang-kadang agak bulat atau panjang. Warna daun hijau, hijau kemerahan, dan merah.

Tanaman kapas mulai berbunga sekitar 30-45 hari dan mulai mekar sekitar 45-60 hari bergantung pada jenis dan varietas kapas. Bunga mulai mekar pada pagi hari (jam 6-7) dan layu pada siang harinya. Tiap cabang generatif dapat tumbuh 6-8 bunga. Kuncup bunga berbentuk piramid kecil, ada pula yang melintir (frego) dan berwama hijau.  

Mahkota bunga, jumlahnya 5 buah dan terletak di dalam kelopak bunga.  Warna mahkota bunga bermacam-macam ada yang putih, kuning muda, gading, dan ada yang kuning kemerahan. Setelah terjadi persarian mahkota bunga berubah warna menjadi ungu kemerahan sampai biru kemerahan.

Buah terbentuk setelah terjadi persarian. Dari bunga sampai menjadi buah masak sekitar 40-70 hari. Buah yang masak akan retak dan terbuka. Kebanyakan buah terdiri atas 3 ruang dan kadang-kadang 4-5 ruang.

Bentuk dan besar serta warna buah berbeda-beda ada yang bulat telur, bulat, dan ada yang segi tiga. Warna buah ada hijau muda, hijau gelap berbintik-bintik yang mengandung kelenjar minyak.

Buah yang terbentuk tidak seluruhnya dapat dipanen. Umumnya buah yang dapat dipanen sekitar 10-20 buah/tanaman. Di dalam kotak buah berisi serat dan biji secara teratur. Tiap ruang buah terdapat dua baris biji dan rata-rata setiap ruang biji terdiri atas 9 biji. Bentuk biji bulat telur, berwama cokelat kehitaman. Kulit luar biji ada yang berserat dan ada yang tidak.

Serat melapisi kulit biji sangat pendek. Ada yang tebal dan halus, atau tebal dan kasar, tipis serta halus. Serat melekat erat pada biji, berwama putih atau krem ada pula yang berwama keabu-abuan. Serat disebut fuzz (kabu-kabu).

Biji kapas tidak hanya dilapisi kabu-kabu, tetapi di luarnya terdapat lapisan serabut yang disebut serat kapas (kapas). Kulit biji menebal membentuk lapisan serat berderet pada kulit bagian dalam. Pada waktu buah masak kulit buah retak dan kapasnya/seratnya menjadi kering dan siap dipungut.

Menurut John M Poehlman, profesor emeritus, dari Department of Agronomy, Universitas Missouri, dalam bukunya yang berjudul Breeding Field Crops, University of Missouri, Penerbit The Avi Publishing Company, Inc., Mestport, Connecticut , 1977, tanaman kapas diduga berasal dari Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.

Tanaman kapas dikenal dan dibudidayakan sejak zaman prasejarah. Di India, di lembah Sungai Indus, kapas telah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum Masehi dan digunakan untuk bahan baku tekstil. Kapas juga telah digunakan di Asia Kecil, Ethiopia, dan Afrika Timur. Bahkan menurut Harlan dalam Lee (1984) di sekitar Asia Kecil (Timur Dekat) kapas telah dibudidayakan sejak tahun 7000 sebelum Masehi.

Kapas masuk ke Eropa melalui Spanyol, dibawa oleh bangsa Moor. Di China telah dikenal sejak abad ke-7 dan di Amerika telah digunakan oleh suku Aztek dan Inca. Pengusahaan kapas yang intensif baru dimulai pada abad ke-16.

Pengembangan kapas tidak dapat dipisahkan dengan Revolusi Industri di Inggris, Perang Saudara Utara-Selatan di Amerika, dan perjuangan Mahatma Gandhi untuk Kemerdekaan India yang dikenal dengan swadesi.  

Sekarang ini, menurut Wikipedia, kapas diproduksi di banyak tempat di dunia, termasuk Eropa, Asia, Afrika, Amerika, dan Australia, menggunakan tanaman kapas pilihan yang dapat menghasilkan lebih banyak serat.

Kapas, dikutip dari Ditjenbun, Deptan, 1977, masuk ke Indonesia, dan menyebar ke berbagai daerah dan menyesuaikan diri dengan keadaan iklim dan tanah serta tata cara pertanaman di daerah tersebut. Kapas-kapas tersebut kemudian menjadi varietas lokal dan mendapat nama baru sesuai dengan daerah masing-masing.

Misalnya, kapas di Bayan (Lombok Barat) dinamakan kapas Bayan, kapas di Demak Jawa Tengah dinamakan kapas Demak. Kapas di Grobogan Jawa Tengah dinamakan kapas Grobogan, kapas di Palembang dinamakan kapas Hulu, dan lain-lain.

Menurut Wikipedia, tanaman kapas memiliki nama ilmiah Gossypium sp. Sumber utama serat kapas komersial (perdagangan) ada empat jenis. Gossypium hirsutum, asli Meksiko, Amerika Tengah, Karibia, dan Florida, menghasilkan 90 persen serat yang diperdagangkan. Gossypium barbadense, asli dari Amerika Selatan tropika. Gossypium arboreum, asli dari lembah Sungai Indus di Pakistan dan India. Gossypium herbaceum, asli dari wilayah Levantia (hulu Sungai Tigris).

Kapas  Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dikutip dari kompas.com, adalah kapas terbaik di Indonesia, karena kualitasnya bagus. Hasil produksi kapas lebih banyak per hektarenya dibanding produksi di Jawa dan Sumatera.

Produksi kapas di Sumba Timur 4,6 ton per ha, sementara di Jawa dan Sumatera hanya 2 ton per ha. Kualitas tanah dan iklim di Sumba Timur cukup untuk pengembangan kapas.

Produksi kapas seluas 300 hektare di Sumba Timur mencapai 1.380 ton. Kapas Sumba disebut terbaik karena tidak mudah putus benangnya, mudah diatur, halus, bersih dan lentur. Kapas Sumba dikirim ke Jawa untuk diproses menjadi bahan baku tekstil di Indonesia.

Manfaat Herbal Tanaman Kapas

Buah, bunga, dan daun tanaman kapas dikutip dari news-medical.net, mengandung senyawa saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid. Kulit akar mengandung gossipol, asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung sekitar 2 persen gossipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat dan asam oleat . Gosipol berkhasiat menekan produksi sperma dan merangsang kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah.

Peneliti dari Litbang Pertanian, yang dikutip dari balittas.litbang.pertanian.go.id, meneliti minyak biji kapas dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif alat kontrasepsi pada manusia. Salah satu bahan yang efektif digunakan sebagai alat kontrasepsi adalah kandungan antitoksin pada biji kapas, yaitu gossipol. Gossipol banyak ditemukan pada biji yaitu berkisar 1,02 - 1,39 persen.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gossipol memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas sperma. Gossipol menyebabkan infertilitas sperma dengan menghambat pergerakan sperma, menurunkan konsentasi sperma, dan menyebabkan kerusakan pada ekor sperma. Gossipol juga menyebabkan terjadinya hipokalemia dan mempengaruhi fungsi ginjal. Wanita yang mengonsumsi gossipol secara oral dapat menyebabkan keguguran, mempengaruhi siklus menstruasi dan perkembangan embrio/janin.

Para peneliti di Pusat Comprehensive Cancer Universitas Michigan, dikutip dari news-medical.net, menemukan suatu senyawa yang berasal dari minyak biji kapas, dapat membantu meningkatkan efektivitas pengobatan kemoterapi kanker di kepala dan leher. 

Shaomeng Wang PhD, direktur Program Terapi Molekuler di UM Comprehensive Cancer Center, meneliti  gossipol, suatu senyawa yang berasal dari komponen pengobatan Cina, sudah diuji sebagai pengobatan kanker. Wang menemukan isomer negatif dari gossipol dapat  memblokir protein Bcl-xL aktif.

Penelitian yang diterbitkan pada bulan November 2004, di Clinical Cancer Research, Bradford, menyebutkan tim peneliti yang meneliti kultur sel kanker karsinoma, sel skuamosa kepala dan leher, menemukan gossipol dapat menghambat pertumbuhan sel tumor. Pengujian tambahan pada hewan juga positif dan menunjukkan gossipol tidak membahayakan jaringan sehat di sekitarnya.

Tim peneliti dari Program Studi Biologi Reproduksi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, dan Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor, meneliti efektivitas ekstrak biji kapas (Gossypium hirsutum, L.) terhadap jumlah dan viabilitas embrio mencit (Mus musculus, L.). Penelitian itu bertujuan mengkaji efektivitas ekstrak biji kapas terhadap jumlah dan viabilitas embrio mencit. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak biji kapas mengakibatkan jumlah embrio yang dikoleksi pada D4 kebuntingan signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home