Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:36 WIB | Jumat, 22 Juli 2016

Kapulaga Jawa, Primadona Dunia Pengobatan

Kapulaga jawa (Amomum compactum). (Foto: taiwanwikipedia.com)

SATUHARAPAN.COM – Jika menikmati kari, gulai, atau mungkin juga soto, Anda akan menemukan rasa yang memiliki aroma sangat khas dan membuat masakan tersebut terasa lebih sedap. Itulah sensasi yang disebabkan oleh kapulaga, salah satu bumbu dari masakan tersebut. Kapulaga dikenal sebagai rempah (bumbu) untuk masakan, dan orang Inggris sering menyebutnya grains of paradise.

Kapulaga, yang berupa buah, jika sudah kering akan dimanfaatkan sebagai bahan jamu, juga diambil minyak atsirinya untuk bahan penyedap atau pengharum makanan dan minuman. Selain itu tanaman kapulaga memang menjadi primadona tersendiri dalam dunia pengobatan.

Aroma sedap itu, berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri merupakan kombinasi dari berbagai macam yang membentuk aroma khas, antara lain borneol (suatu terpena) yang berbau kamper seperti tercium dalam getah pohon kamper, alfa-terpinilasetat yang harum seperti bau jeruk pettigrain, limonen yang juga harum seperti bau jeruk keprok, alfa terpinen yang harum seperti jeruk sitrun cineol, yang sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak kayu putih.

Wikipedia menyebutkan ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga sabrang atau kapulaga india (Elettaria cardamomum). Keduanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae. Walaupun berbeda jenis, khasiat dan kegunaan dari tanaman kapulaga ini tetap sama. Kapulaga jawa diidentifikasi sebagai tanaman asli Pulau Jawa, sedangkan kapulaga sabrang berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Sri Lanka.

Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagi bumbu. Tanaman ini juga dapat tumbuh di negara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina. Di Indonesia, tanaman kapulaga ditanam di daerah perbukitan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kapulaga jawa yang memiliki nama ilmiah Amomum compactum, punya nama sinonim Amomum cardamomum. Di dalam bahasa Inggris, kapulaga dikenal dengan nama cardamom, Java cardamom, round cardamom, atau false cardamom. Warga Prancis menyebutnya amome à grappe.

Di daerah penyebarannya, kapulaga dikenal dengan berbagai nama. Warga Malaysia menyebutnya kepulaga, puar, atau pelaga. Di Indonesia, namanya pun beraneka ragam, seperti kapulogo (Jawa), kapol (Sunda), kapolagha, palagha (Medan), kapulaga, karkolaka (Bali), kapulaga, garidimong (Sulawesi selatan), pelaga, puwar pelaga (Sumatera), palaga, puwa palago (Minangkabau), kapulaga, kardamunggu (Betawi).

Komoditas Tanaman Obat-obatan

Kapulaga termasuk tumbuhan rumpun, hampir menyerupai tanaman jahe-jahean. Tinggi tumbuhannya dapat mencapai 2-3 meter.

Kapulaga memiliki batang semu, dengan bentuk batang yang bulat dan tumbuh tegak. Batang bersifat basah, dengan pelepah daun yang membalut batangnya membentuk anakan berwarna hijau. Batang kapulaga tumbuh dari rizome yang berada di bawah permukaan tanah. Dalam satu rumpun bisa mencapai 20-30 batang semu. 

Daun kapulaga bersifat tunggal, tersebar dengan letak berseling-seling. Bentuknya lanset, dengan ujung runcing dan tepi rata. Pada pangkal daun berbentuk runcing, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau.

Kapulaga berbunga majemuk, tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya, berbentuk bonggol yang terletak di pangkal batang. Tangkai putik tidak berbulu, dan berbentuk mangkok. Mahkota bunga berbentuk tabung, berwarna putih atau putih kekuningan.

Buah kapulaga berbentuk bulat telur, berlekuk, bersegi tiga, agak pipih, kadang-kadang berbulu. Warna buah yang umum adalah putih kekuningan atau kuning kelabu.

Buah kapulaga memiliki tiga ruang, dan setiap ruang dipisahkan selaput tipis setebal kertas.Tiap ruang berisi 5-7 biji kecil-kecil, berwarna cokelat atau hitam, beraroma harum yang khas. Dalam ruang biji ini tersusun memanjang dua baris, melekat satu sama lain. Buah tersusun rapat pada tandan, terdapat 5-8 buah pada setiap tandannya. Buah kapulaga jawa yang sudah kering menjadi keriput, bergaris-garis, berisi 4-7 butir biji kecil cokelat kemerah-merahan. Biji-biji tersebut mempunyai rasa pedas, aroma kamper, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah.

Tanaman kapulaga selain tumbuh liar di kebun dan pekarangan, juga dapat dibudidayakan dengan sistem tumpangsari (agroforestry), menjadi tanaman sela dalam perkebunan maupun kehutanan seperti ditemukan di Cirebon, Jawa Barat, dan Purworejo, Jawa Tengah. Tanaman kapulaga dapat tumbuh dan berkembang dengan subur di tempat teduh di bawah tegakan pohon di antaranya pohon sengon, pinus, dan jati.

Kapulaga menurut litbang.pertanian.go.id adalah komoditas yang termasuk tanaman obat-obatan. Dalam perdagangan, digolongkan dalam dua jenis, yaitu kapulaga sabrang dan kapulaga lokal. Sebagai tanaman obat-obatan, banyak digunakan sebagai bahan industri obat tradisional, kosmetika, farmasi, industri makanan, dan minuman.

Kapulaga sabrang/india diperkenalkan ke Guatemala oleh pengusaha perkebunan kopi asal Jerman, Oscar Majus Kloeffer, sebelum Perang Dunia I. Kini Guatemala menjadi penghasil kapulaga terbesar di dunia, diikuti India, seperti dikutip dari rempahnegriku.blogspot.co.id. Beberapa negara seperti Sri Lanka dan Indonesia juga membudidayakannya. Dalam perdagangan internasional, minyak kapulaga dikenal dengan nama cardamom oil.

Di Indonesia, pola pengusahaan tanaman ini oleh petani masih bersifat sambilan dengan kultur teknis masih tradisional, menyebabkan produktivitas kapulaga rendah. Mengingat permintaan pasar untuk kapulaga cukup tinggi, dan juga termasuk rempah termahal ketiga setelah saffron dan vanili, tanaman tersebut perlu dikembangkan untuk dibudidayakan secara intensif.

Khasiat Herbal Kapulaga

Kapulaga menurut warintek.ristekdikti.go.id, buahnya mengandung  minyak atsiri, yang terutama mengandung sineol, terpineol, dan borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Rimpangnya mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, di samping juga minyak atsiri.

Kapulaga dipercaya sebagai obat tradisional, menurut Ir Winarto WP dalam bukunya, Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Kapulaga dapat digunakan sebagai obat kuat bagi orang yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian, dan bagi yang berpenyakit encok atau rematik. Selain itu juga dapat menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit perut menurut A Seno Sastroamidjojo, dalam bukunya Obat Asli Indonesia. Air rebusan batang digunakan sebagai  obat menurunkan panas (demam) . Buahnya digunakan untuk bahan penyedap dan penyegar makanan dan minuman.

Penelitian yang dilakukan tim Departemen Biologi dan Biomedis Universitas Aga Khan Pakistan, membuktikan kapulaga mengandung  alkaloid, flavonoid, saponin, sterol dan tanin, dimediasi melalui mekanisme antagonis Ca ++ memberikan dasar pengobatan untuk penyakit gangguan pernapasan  atau asma.

Kandungan anti-karsinogenik dalam kapulaga menjadi pencegah kanker, menurut penelitian yang dilakukan oleh Sengupta dan tim pada Pusat  Kanker di Institute Chittaranjan Kolkata India. Penelitian itu menunjukkan menggunakan kapulaga memiliki hasil positif dalam menangkal kanker kolorektal hingga 48 persen.

Penelitian yang dilakukan di Universitas Nitte di Mangalore, India, menunjukkan kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam kapulaga sangat efektif dalam meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga hal ini digunakan dalam berbagai terapi tradisional seperti aromaterapi untuk mengobati gejala asma dan bronkitis dengan meningkatkan sirkulasi darah ke paru-paru.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home