Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 09:24 WIB | Selasa, 22 September 2020

Karena Gaji Rendah, Lebih dari 1.000 Perawat Filipina Akan ke Luar Negeri

Seorang perawat mengambil sampel usap untuk virus corona di Manila, Filipina. (Foto: dok. Reuters)

MANILA, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari seribu petugas kesehatan Filipina akhirnya akan diizinkan untuk bekerja di luar negeri menyusul keputusan Presiden Rodrigo Duterte untuk meringankan larangan perjalanan mereka, tetapi mereka belum merayakannya dan menginginkan pencabutan total pembatasan.

Ribuan petugas kesehatan, yang menyebut diri mereka "priso nurses", telah mengimbau pemerintah untuk mengizinkan mereka mengambil pekerjaan di luar negeri, menurut laporan Reuters pekan lalu. Para perawat mengatakan bahwa mereka merasa dibayar rendah, dihargai rendah, dan tidak terlindungi di Filipina.

Pemerintah Filipina pada bulan April melarang perawat, dokter, dan pekerja medis lainnya pergi, dengan alasan mereka dibutuhkan untuk memerangi krisis virus corona di dalam negeri.

Filipina memiliki angka infeksi tertinggi di Asia Tenggara, dengan 290.190 kasus, 4.999 di antara mereka meninggal.

Duterte mengecualikan dari larangan itu untuk pekerja dengan kontrak luar negeri dan dokumentasi yang sudah diselesaikan pada 31 Agustus, kata juru bicara kepresidenan, Harry Roque, pada konferensi pers pada hari Senin (21/9). Sejauh ini hanya mereka yang memiliki kontrak sebelum 8 Maret yang diizinkan pergi ke luar negeri.

Di antara 1.500 petugas kesehatan yang diharapkan mendapat manfaat dari pelonggaran tersebut adalah perawat bernama Jordan Jugo, 33 tahun, yang memiliki pekerjaan di Inggris.

Petugas kesehatan Filipina berada di garis depan pandemi di rumah sakit di Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah serta di dalam negeri Filipina.

Pandemi telah menyoroti keadaan buruk para perawat di Filipina, di mana sistem perawatan kesehatannya sudah terbatas. Di Jerman ada 430 dokter dan perawat untuk setiap 10.000 orang penduduk. Di Filipina, hanya ada 65 orang.

Maristela Abenojar, presiden Filipino Nurses United (FNU), mengatakan pelonggaran itu hanya "kemenangan parsial". Abenojar menyerukan agar larangan itu dicabut dan gaji semua perawat di negara itu dinaikkan.

“Itulah satu-satunya cara untuk menarik lebih banyak perawat untuk tetap tinggal,” katanya. (Reuters).

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home