Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Minggu, 13 Juli 2014

Kasih Sejati

Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Kisah kebijakan Raja Salomo tersebar ke segala bangsa dan masa—bagaimana ia memecahkan pertikaian dua orang ibu yang  berebut anak,  masing-masing mengaku sebagai ibu yang sah atas anak yang diperebutkan.  Salomo memutuskan untuk membelah anak itu menjadi dua supaya adil, sehingga mereka mendapatkan bagiannya masing-masing.  Setelah mendengar keputusan itu, seorang ibu bersedia menerima keputusan itu. Tetapi, ibu yang lainnya dengan menangis merelakan anak tersebut diambil rivalnya, ketimbang anak tersebut dibelah. 

Dialah ibu sejati.  Ibu sejati merelakan dirinya tidak memeluk anaknya walaupun hatinya hancur, daripada melihat anaknya terluka.  Berbeda dengan ibu yang palsu, ia merasa jika ia tidak dapat memiliki, rivalnya pun tidak. Dan itulah yang dinamakan keadilan?

Kisah ini sangat relevan dengan situasi yang kita hadapi—bagaimana beberapa jam setelah perhitungan suara secara quick count yang diselenggarakan beberapa lembaga yang kompeten di bidangnya, masing-masing capres dan pengikutnya mengucap syukur karena merasa menang.  Dalam sekejap ada dua kubu yang mendeklarasikan kemenangan. Dan ini sungguh membingungkan masyarakat.

Kedua kubu saling memperingatkan masyarakat agar berhati-hati, mengawasi perhitungan suara, mengawal kotak suara, karena takut dicurangi pihak lawan.  Broadcast message kembali membanjiri gadget, agar masyarakat berdoa, isu akan adanya pihak yang merasa dicurangi dan tidak rela berseliweran.

Ada yang menang, ada yang kalah.  Tetapi, kasih ibu sejati adalah kasih yang merelakan diri tidak memeluk anak kandungnya, demi anak tersebut tidak terluka.  Bukankah kasih ini pula yang diharapkan ada pada diri para pemimpin bangsa?

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home