Loading...
INSPIRASI
Penulis: Darwin Darmawan 05:09 WIB | Kamis, 20 September 2018

Kasih Setia

Sebagai bangsa, pribadi, atau keluarga, kita bisa punya jutaan alasan untuk meratap.
Anggrek hitam Papua (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Tidak selalu hidup kita mudah. Tidak selamanya hidup kita sesuai dengan apa yang kita suka.  Tetapi, di dalam Tuhan, kita selalu punya alasan untuk  bersyukur dan bersuka cita. 

Itu yang dikatakan penulis Kitab Ratapan. Ia tidak menutup-nutupi, hidup bangsanya menderita sekali. Menurutnya, ada begitu banyak alasan untuk meratap: mereka berdosa kepada Tuhan, mereka sengsara karena dosa yang dilakukan, tidak ada jalan keluar untuk penderitaan, banyak orang mengolok-olok saat mereka dalam pergumulan. Kitab Ratapan menggambarkan, penderitaan mereka sangat berat. Sampai-sampai umat Tuhan digambarkan seperti hidup di dalam gelap, seperti orang yang sudah lama mati (Rat. 3:6).

Akan tetapi, dalam keadaan seperti itu, saat merenungkan kasih setia Tuhan, mereka punya dasar untuk bersyukur dan pengharapan. ”Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi, besar kesetiaan-Mu” (Rat. 3:22-23).

Dalam derita yang dihadapi,  kasih setia Tuhan tetap mereka alami. Mereka merasakan tuntunan Tuhan. Akibatnya,  mereka kuat menjalani penderitaan. Itu membuat penulis Kitab Ratapan tetap berpengharapan (ay. 21).

Sebagai bangsa, pribadi, atau keluarga, kita bisa punya jutaan alasan untuk meratap. Dan itu bisa saja kita lakukan. Namun, jangan sekedar meratapi keadaan. Kita perlu memandang kepada Tuhan. Dengan iman kita akan merasakan, Tuhan selalu memberikan kekuatan, berkat dan tuntunan. Ia yang Mahakuasa adalah Ia yang  penuh kasih setia. Cinta-Nya tidak pernah meninggalkan kita.

Menghayati kasih setia Tuhan yang demikian akan membuat kita mampu menjalani hidup dalam pengharapan. Kita menjadi yakin, bukan saja mampu bertahan menghadapi penderitaan, tetapi juga akan mengalami banyak hal yang membahagiakan.

Sebagai bangsa yang berketuhanan, semoga kita bisa hidup dalam pengharapan, bukan dalam keluhan dan ketakutan. 

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home