Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:53 WIB | Senin, 12 Desember 2016

Kebun Raya Bogor Jadi Kantong Keragaman Hayati

Ilustrasi : sejumlah wisatawan menikmati suasana alam di kawasan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (KRB) di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (8/5/2016). (Fot: Antara/Yulius Satria Wijaya)

BOGOR,SATUHARAPAN.COM - Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor LIPI, dijadikan sebagai kantong keragaman hayati, untuk mengembalikan koridor burung dan menghijaukan kembali daerah aliran sungai di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kebun Raya dan Pemerintah Kota Bogor saling bersinergi untuk menghijaukan kembali daerah aliran sungai di kota ini," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor-LIPI Didik Widyatmoko di Bogor, Minggu (11/12).

Didik mengatakan, sudah disepakati bersama kedua pihak akan menghijaukan kembali aliran sungai yang ada di Kota Bogor, membangun koridor yang akan menjadi jalan burung bermigrasi.

"Konsep ke depan Kebun Raya Bogor dijadikan kantong keragaman hayati, burung dapat berlalu lalang, dapat bermigrasi tidak hanya di sungai, tapi dapat menetap di Kebun Raya," katanya.

Ia mengatakan, Kebun Raya Bogor memiliki komitmen untuk menghijaukan kembali dua sungai utama yang melintas Bogor, yakni Sungai Ciliwung dan Cisadane yang saat ini kondisinya mengalami penurunan kualitas, hingga menggaggu habitat ekosistem di dalamnya maupun ekosistem burung.

"Kalau kondisi Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane dapat dihijaukan kembali, burung bisa bermigrasi. Dengan konsep kantung keragaman hayati, sungai dan taman-taman menjadi koridor yang dapat dilalui burung, seperti jembatan bagi burung berlalu lalang," katanya.

Ia mengatakan, kosep koridor burung ini telah dibicarakan, dan sejumlah ahli akan dilibatkan, tidak hanya ahli burung, tapi juga serangga yang ada di Kebun Raya Bogor.

"Kebun raya akan mengumpulkan semua ahli terkait koridor ini," katanya.

Terkait kapan koridor akan diwujudkan, kata Didik, belum ada aksi, tetapi kegiatan sudah dimulai dengan melakukan penanaman di daerah aliran sungai Ciliwung dan Cisadane, serta membangun taman kolektif secara bersama-sama.

"Taman-taman yang dibangun oleh Pemkot Bogor juga kita dukung, kebun raya menyumbang beberapa tanaman yang ditanam di sejumlah taman tersebut," katanya.

Didik menambahkan, target untuk membangun koridor disusun bersama-sama semua pihak yang terlibat dalam hal ini Pemkot Bogor, LIPI, dan LSM lingkungan.

"Ada tantangan untuk segera mewujudkan koridor burung ini, saat ini yang jadi prioritas adalah mengembalikan Daerah Aliran Sungai (DAS), menghijaukan terlebih dahulu jalan koridor," katanya.

Pemerintah Kota Bogor, membangun hutan kota di Jl Ahmad Yani, salah satu fungsinya sebagai koridor bagi migrasi burung. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor menggandeng Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, untuk merekomendasikan jenis pohon apa saja yang dapat dijadikan rumah bagi para burung.

Staf humas, Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, Tri Susanti mengatakan, sekitar tahun 1930, jumlah buruh yang ada di wilayah Kota Bogor sekitar 150 jenis.

Ia mengatakan, Kebun Raya Bogor menjadi rumah yang nyaman bagi berbagai jenis burung, khususnya burung-burung dataran rendah di Pulau Jawa dan sebagian burung pegunungan.

Namun, katanya, berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti dari IPB pada tahun 2010, jumlah burung yang ada di Kebun Raya Bogor hanya tinggal 46 jenis.

"Ini dikarenakan koridor burung di sepanjang daerah aliran sungai di wilayah Kota Bogor sudah terfragmentasi dan nyaris putus," katanya.

Menurutnya, wilayah tersebut rusak, karena dipenuhi pemukiman penduduk. Sehingga tidak ada pohon yang menjadi tempat persinggahan bagi berbagai jenis burung.

Ia mengatakan, dulu berbagai jenis burung di Kebun Raya Bogor masih banyak, dan mudah ditemui karena koridor burung di wilayah Kota Bogor masih bagus. Bahkan, burung-burung pegunungan khususnya dari Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango datang membuat sarang di sana.

"Saat ini tidak ada pohon yang berfungsi sebagai tempat persinggahan, sementara bagi berbagai jenis burung di sepanjang DAS Ciliwung," katanya.

Tri menambahkan, keberadaan koridor burung sangat penting, karena menjadi tempat hinggap sementara bagi burung-burung yang akan masuk ke dalam Kota Bogor, khususnya ke Kebun Raya Bogor. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home