Loading...
INSPIRASI
Penulis: Weinata Sairin 09:50 WIB | Kamis, 26 Desember 2019

Kecil, Namun Tidak Merasa Kerdil

”Be faithful in small things because it is in them that your strength lies” (Bunda Theresa)
Berawal dari benih yang kecil (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Orang cenderung untuk memberi perhatian pada hal-hal besar. Orang selalu suka dan fokus pada yang megah, akbar, mayoritas. Sebab dianggap memiliki potensi dan kekuatan yang bisa memberikan perlindungan saat diperlukan.

Itulah sebabnya yang besar selalu dinomorsatukan. Sedangkan yang kecil dinomorduakan, dilihat dengan sebelah mata, bahkan ditinggalkan. Potensi kecil acap ditinggalkan demi kepentingan yang besar. Yang besar selalu cenderung melakukan interupsi, instruksi, intervensi dalam proses perjalanan kehidupan organisasi di hampir semua level.

Dalam buku Small is beautiful, yang terbit 1973, E.F. Schumacher mengkritik tajam sistem ekonomi kapitalis. Schumacher menyatakan bahwa kearifan hilang akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis yang penuh dengan kerasukan; eksplorasi sumber daya alam berlangsung secara berlebihan karena manusia mengutamakan perkembangan teknologi secara cepat. Schumacher mendorong agar ekonomi rakyat kecil dikedepankan kembali sehingga tidak tergerus oleh kapitalisme modern.

Yesus sendiri mengamanatkan kepada umat-Nya agar setia pada hal-hal kecil. Sebab mereka yang setia pada hal-hal kecil, juga akan setia pada hal-hal besar. Dia menegaskan, seseorang yang tidak benar dalam hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal besar. Setiap umat beragama sudah tentu selalu diingatkan untuk memiliki komitmen terhadap hal-hal kecil. Menangani hal kecil adalah batu ujian untuk bisa menangani hal-hal besar.

Bunda Teresa mengingatkan untuk setia pada hal-hal kecil karena disitulah terletak kekuatan. Karena itulah, meski kecil tak perlu merasa inferior. Kecil itu indah. Kecil itu potensial. Kecil itu bisa cerdas, bernas, bermakna. Ibarat cahaya, ragi atau garam, kecil itu bisa menampilkan fungsi menerangi, mengkhamirkan dan menggarami.

Karena itu pula, mari kita hindarkan diksi dan pandangan ”minoritas-mayoritas” dalam kehidupan praksis, dalam komunitas, dalam NKRI yang majemuk.

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home