Loading...
INSPIRASI
Penulis: Juppa Haloho 01:00 WIB | Senin, 03 Agustus 2015

Keluarga Membangun Peradaban

Masa depan memang di tangan anak-anak, namun orangtua dipanggil untuk mewariskan nilai-nilai kehidupan.
Membangun peradaban (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Putri sulung kami—yang berusia 2,5 tahun—melarang adiknya – yang berusia 9 bulan—memegang mainannya. Bahkan dia tidak akan mengizinkan teman-temannya duduk di kursi kesayangannya yang selalu dibawanya ke taman bermain. Tak jarang kami harus mengantarkan seorang anak ke rumahnya karena menangis akibat pukulan putri kami.

Kami menceritakan hal itu kepada seorang teman, seorang guru PAUD. ”Itu biasa, Bang,” jelasnya, ”kejadian seperti itu lumrah kami temukan. Dari ejek-ejekan sampai tonjok-tonjokan pernah terjadi di tempat kami." Saya geleng-geleng kepala.

Bagaimana tidak, bukankah anak-anak ini yang akan menciptakan peradaban di masa depan? Peradaban seperti apa yang akan terbentuk apabila masyarakat terdiri atas pribadi yang tidak mau berbagi, sulit memaafkan, serakah, menindas, dan senang menggunakan kekerasan? Saya tak bisa membayangkan itu.

Ini jugalah tugas kita—para orangtua. Kita tidak saja diperintahkan untuk memenuhi bumi dengan prokreasi. Panggilan kita adalah untuk menciptakan masyarakat. Masyarakat yang membentuk peradaban dunia. Dan itu dimulai dari keluarga kita masing-masing.

Peradaban berarti sebuah identitas yang hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat. Identitas yang terbentuk karena masyarakat (baca keluarga) menghidupi nilai-nilai secara konsisten. Masyarakat yang menghidupi nilai kebajikan, kebenaran, keadilan, kejujuran, kesederhanaan secara konsisten akan membentuk identitas seperti itu. Sebaliknya, masyarakat yang egois, materialis, konsumif, hedonis akan membentuk identitas seperti itu pula.

Masa depan memang di tangan anak, namun orangtua dipanggil untuk mewariskan nilai-nilai kehidupan. Dan itu tidak mudah. Tidak mudah bagi kami untuk mengajar putri kami untuk berbagi, meminta maaf, dan tidak memukul. Terkadang kami juga gagal menunjukkan hal itu. Tetapi, kami berjuang untuk bisa mengajarkan dan melakukannya secara konsisten. Kami ingin keadilan dan kedamaian menjadi identitas yang akan dibentuknya kelak.

Bagaimana dengan Anda? Selamat Hari Keluarga Nasional! Selamat membentuk peradaban!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home