Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 20:22 WIB | Selasa, 27 Januari 2015

Keluarga Terpidana Mati Australia Tolak Berkomentar Eksekusi

Andrew Chan di ruang karya LP Kerobokan di Bali. (Foto: news.com.au)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Keluarga terpidana mati berkewarganegaraan Australia, Andrew Chan menolak berkomentar terkait pelaksanaan eksekusi kepada anggota penyelundup heroin seberat 8,2 kilogram itu.

“Keluarga kami tidak mau berkomentar saat ini. Kami harap Anda mengerti,” kata kakak kandung Andrew Chan, Michael Chan ditemui di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (27/1).

Kalimat yang diucapkan kakak kandung Andrew itu merupakan yang pertama kalinya terucap dari keluarga terpidana mati itu.

Pria dengan penuh tato di tangan kirinya itu pun kemudian berlalu meninggalkan lapas terbesar di Pulau Dewata tersebut, dengan menumpangi mobil operasional milik Konsulat Jenderal Australia di Denpasar.

Ia bertandang ke lapas setempat sekitar pukul 09.00 WITA, dan keluar lapas sekitar pukul 11.30 WITA.

Hal berbeda ditunjukkan oleh keluarga Myuran Sukumaran yakni ibu kandungnya, Raji Sukumaran dan kedua anaknya yakni Chintu dan Brintha Sukumaran yang tetap membisu sejak kunjungan pertama di lapas setempat.

Sejak kabar terkait eksekusi kedua penyelundup narkotika itu sejumlah kerabat, perwakilan Konjen Australia di Bali dan pengacara keduanya intensif mengunjungi mereka.

Pemerintah Australia sendiri menginginkan Pemerintah Indonesia mengampuni keduanya dan terbebas dari hukuman mati.

Namun, Presiden Joko Widodo dengan tegas menolak permohonan grasi keduanya, sehingga eksekusi akan segera dilakukan.

Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui pasti waktu dan tempat pelaksanaan eksekusi tersebut.

Lebih Religius

Terpidana mati berkewarganegaraan Australia, Andrew Chan, dikabarkan lebih religius menjelang pelaksanaan eksekusi anggota kelompok penyelundup heroin yang dikenal dengan “Bali Nine” itu.

Rohaniwan dari Gereja Protestan Paulus Wiratno ditemui di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Denpasar, di Kerobokan, kabupaten Badung, Bali, Selasa, menuturkan Andrew kini lebih banyak membaca Alkitab dan lebih khusyuk dalam melaksanakan ibadah di dalam Lapas.

“Dia sudah pasrah,” ujar Paulus usai memberikan bimbingan rohani kepada pria yang disebut sebagai pemimpin “Bali Nine” itu.

Paulus lebih lanjut menyatakan Andrew kini sudah siap menjalani eksekusi karena tidak takut kematian.

“Saya tidak takut mati karena saya sudah tahu kemana saya setelah mati,” kata Andrew seperti dituturkan Paulus.

Selain itu, kata Paulus, pria yang ditangkap tahun 2005 karena menyelundupkan 8,2 kilogram heroin itu menyakini akan mendapatkan tempat terbaik jika dirinya dieksekusi.

“Saya percaya Yesus. Saya yakin akan ada surga,” ucap Andrew dituturkan Paulus.

Menjelang pelaksanaan eksekusi, rohaniwan kini kerap mendatangi Lapas terbesar di Pulau Dewata itu, tempat duo terpidana mati itu mendekam di penjara, meski hingga saat ini belum diketahui pasti tempat dan waktu eksekusi itu.

Sementara itu, keluarga Andrew Chan yang diwakili oleh kakaknya Michael Chan serta Raji Sukumaran, ibu kandung Myuran Sukumaran juga masih mengunjungi kedua terpidana mati itu.

Raji tiba di Lapas setempat didampingi kedua anaknya yakni Chintu dan Brintha Sukumaran sekitar pukul 09.00 WITA untuk menjenguk Myuran. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home