Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 21:33 WIB | Jumat, 06 Desember 2019

Kemasan Rokok di Turki Sederhana untuk Turunkan Minat Perokok

Kemasan Rokok di Turki Sederhana untuk Turunkan Minat Perokok
Produk rokok dan tembakau dengan kemasan baru mulai tersedia di sebuah toko di Istanbul, Turki, pada 5 Desember 2019. (Foto-foto: Xinhua/Zeynep Cermen)
Kemasan Rokok di Turki Sederhana untuk Turunkan Minat Perokok

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Di sebuah toko tembakau di Lapangan Taksim yang ikonis di Istanbul tengah, sekelompok pria tengah mengamati sebungkus rokok.

Mereka berusaha mencari tahu merek rokok itu, karena tidak ada logo, tanda ataupun warna yang menunjukkannya. Sebagai gantinya, pada bungkus rokok itu terdapat sebuah gambar besar mulut manusia yang tampak terkena penyakit dan mengganggu, dengan sederet gigi yang membusuk dan lidah yang terinfeksi.

Ekrem Unlu, sang pemilik toko, mengatakan bungkus rokok tersebut merupakan sampel pertama di bawah regulasi baru Turki tentang kemasan sederhana dan terstandardisasi untuk segala produk tembakau, termasuk rokok dan hookah, yang mulai berlaku pada Kamis (5/12).

Langkah tersebut bertujuan untuk memperluas pesan penolakan terhadap kebiasaan merokok dan mengurangi tingkat konsumsi rokok di negara tersebut.

Turki memprakarsai larangan merokok nasional di tempat-tempat umum, seperti restoran dan bar, pada 2009 lalu.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Kementerian Pertanian dan Kehutanan Turki mengatakan gaya penulisan dan informasi wajib pada produk-produk tembakau diatur, dengan cokelat tua sebagai warna tunggal untuk semua produk.

"Kemasan lama dikenali dari logo, warna dan tandanya," ujar Unlu. "Namun, seperti yang dapat Anda lihat, pada kemasan baru hanya menampilkan nama merek yang ditulis di bagian bawah dengan ukuran sangat kecil."

Sebaliknya, ruang bagi peringatan bergambar diperbesar hingga 85 persen pada kedua sisi, naik dari 65 persen sebelumnya, dan menampilkan foto-foto pasien dengan penyakit serius akibat merokok yang sangat mengganggu.

"Saya frustrasi melihat gambar-gambar ini. Mereka membuat saya depresi," kata Gokhan Sener, seorang perokok, yang berusaha untuk tidak melihat gambar pada kemasan itu.

Menurut Unlu, di sebagian besar negara di Eropa, gambar-gambar pada kemasan tembakau tidak begitu mengganggu seperti di Turki.

"Dalam hal ini, Turki telah menjadi satu dari sedikit negara di dunia," katanya.

Di bawah regulasi baru tersebut, setiap bungkus rokok menampilkan satu dari 14 pesan peringatan baru, seperti "Merokok menghambat aliran darah dan menyebabkan impotensi", "Perokok biasanya mati muda", "Merokok menyebabkan kelahiran prematur", dan "Merokok menyebabkan kematian, segera berhenti merokok!"

Kementerian itu juga mengganti peringatan yang berbunyi "tidak boleh dijual kepada pembeli berusia di bawah 18 tahun" dengan "hukuman bagi yang menjual kepada pembeli berusia di bawah 18 tahun adalah penjara."

"Informasi terperinci mengenai kandungan tar, tingkat nikotin dan karbon monoksida telah dihapus," kata Unlu. "Agar para perokok tidak dapat lagi membeli rokok berdasarkan kadar zatnya."

Sebagai gantinya, bungkus rokok itu memuat peringatan yang berbunyi, "Rokok tembakau mengandung lebih dari 70 zat yang diketahui dapat memicu kanker".

Menurut Tangul Yilmaz, seorang wanita berusia 60-an tahun, para perokok mengetahui semua itu, sehingga tidak memerlukan peringatan apa pun.

Namun, dia yakin foto anak-anak yang sakit akibat terkena dampak buruk rokok akan menjadi pencegah yang ampuh bagi kaum ibu.

Yilmaz berhenti merokok selama beberapa waktu, tetapi kembali melakukan kebiasaan itu baru-baru ini. Dia mengisap 10 hingga 20 batang rokok per hari.

"Mereka memasukkan sesuatu yang sangat serius ke dalamnya untuk membuat kami kecanduan," ujarnya, seraya menyebut hari-hari bebas rokoknya "menyenangkan."

Dengan menerapkan aturan baru itu, Turki telah bergabung bersama negara-negara yang lebih dulu mengambil langkah tersebut seperti Inggris, Prancis, Kanada dan Australia, menurut Kementerian Pertanian dan Kehutanan Turki.

Baru-baru ini, penggunaan tembakau di Turki meningkat dari 41 persen menjadi 44 persen di kalangan pria, serta dari 13 persen menjadi 19 persen di kalangan wanita, menurut Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca.

Koca optimistis bahwa langkah baru itu akan mengurangi tingkat konsumsi rokok, karena aturan tersebut menghilangkan seluruh daya tarik dari kemasan rokok yang lama.

"Dalam kerangka ini, kami ingin mengembangkan kesadaran dan pendekatan yang nyata serta mendalam terhadap bahaya rokok," kata Koca, seperti dikutip Haberglobal, portal berita daring Turki. (Xinhua)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home