Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 20:31 WIB | Minggu, 27 Oktober 2019

Kematian Baghdadi Tidak Akan Mematikan ISIS

Foto: Istimewa

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi diyakini tewas dalam serangan militer oleh militer Amerika Serikat di Suriah, kata beberapa sumber di Suriah, Irak dan Iran, pada Minggu (27/10).

Seorang pejabat AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Baghdadi menjadi sasaran gempuran sepanjang malam. Tapi, pejabat tersebut tidak bisa mengatakan apakah operasi serangan itu berhasil.

Baghdadi diyakini terbunuh selama penyerbuan pada Minggu subuh, menurut seorang komandan faksi militan di Provinsi Idlib, Suriah barat laut. Menurut sang komandan, penyerbuan itu melibatkan pengerahan sejumlah helikopter dan jet tempur serta diwarnai pertempuran di darat di Desa Barisha, Suriah, di dekat perbatasan Turki.

Dua sumber di kalangan pasukan keamanan Irak dan dua pejabat Iran mengatakan mereka sudah menerima kepastian dari kalangan dalam Suriah bahwa Baghdadi tewas.

Abu Bakar al-Baghdadi mungkin sudah mati. Namun ISIS masih jauh dari selesai, demikian menurut analis CNN Ben Wedeman. ISIS sampai sekarang masih beroperasi di Afrika Barat, Libya, Semenanjung Sinai Mesir, Afghanistan dan Filipina, dan memiliki banyak pengikut di Eropa dan di tempat lain. Selain itu, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Inspektur Jenderal Pentagon pada bulan Agustus, antara 14.000 dan 18.000 kombatan ISIS masih berada di antara Suriah dan Irak.

Baghdadi adalah seorang pemimpin yang tidak suka menampakkan diri. Dia hanya sekali muncul di publik, pada bulan Juli 2014, ketika ia menyampaikan khotbah di Masjid Agung Mosul (Masjid al Nuri). Di tahun-tahun saat ISIS menurun, ketika kelompok itu kehilangan kendali atas kota-kota Tikrit, Falluja, Ramadi dan Mosul di Irak, dan ibu kota de factonya di Suriah pada 2017, ia tetap diam. Hanya setelah jatuhnya benteng terakhir ISIS di Suriah timur, akhirnya dia merilis pernyataan audio.

Belasan militan ISIS dan istri serta anak-anaknya yang diwawancarai Ben Wedeman beberapa bulan lalu selama pertempuran di Baghouz, Suriah, benteng terakhir kelompok itu, hanya sedikit yang menyebut nama Abu Bakar al-Baghdadi, lebih banyak dari mereka yang setia pada ideologi ISIS, menekankan kesetiaan mereka pada Negara Islam, bukan kepada pemimpinnya.

Baghdadi tidak pernah mengkultuskan dirinya. Dia hanya menekankan bahwa dia adalah keturunan Nabi Muhammad untuk membakar kepercayaan Islamnya, tetapi dia tidak pernah naik ke level Osama bin Laden al-Qaeda, yang dikenal di seluruh dunia. Bin Laden pertama kali menjadi terkenal di tahun 1980-an, ketika ia memimpin apa yang disebut Mujahidin Arab dalam perang melawan pendudukan Soviet di Afghanistan. Pada 1990-an ia memberi wawancara kepada media barat, termasuk CNN, dan bahkan setelah serangan 9/11 di Amerika Serikat ia mengeluarkan pernyataan dan membuat video.

Sebagai khalifah dari Negara Islam, ia tidak pernah memberikan wawancara kepada siapa pun.

ISIS sebagai organisasi, unggul dalam menyebarkan pesannya melalui media sosial, namun begitu profil Baghdadi tetap rendah. Misalnya, dalam edisi 15 Dabiq (Juli 2016), salah satu publikasi online ISIS, ia hanya disebutkan satu kali.

Kematian Baghdadi mungkin adalah pukulan bagi ISIS, namun tidak fatal. (Reuters/CNN)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home