Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 05:49 WIB | Sabtu, 13 Mei 2017

Kematian Stefanus

Karena iri, Kain membunuh Habel.
Stefanus mati dirajam (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ’Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia’’” (Kis. 7:60). Demikianlah gambaran Lukas mengenai kematian Stefanus.

Apa sesungguhnya kesalahan Stefanus? Stefanus adalah seorang diaken yang bertugas memberdayakan warga miskin dalam jemaat. Tak hanya itu saja. Lukas juga mencatat: ”Stefanus sangat diberkati oleh Allah, sehingga ia mengadakan banyak keajaiban dan hal-hal luar biasa di antara masyarakat.” (Kis. 6:8; BIMK).

Lalu, di manakah letak kesalahannya? Bukankah banyak orang tertolong olehnya—tak hanya secara materi, juga rohani? Bahkan, melalui dia banyak orang merasakan mukjizat kesembuhan.

Masalahnya memang cuma satu: ada sekelompok orang yang iri terhadapnya. Bagi orang yang tidak mampu mengendalikan diri, rasa iri merupakan masalah besar. Karena iri, Kain membunuh Habel.

Nah, sekelompok orang yang iri itu berusaha mengajak Stefanus berdebat. Mereka kalah. Tak bisa menerima kekalahan itu, mereka menyuap orang untuk berkata, ”Kami mendengar orang itu menghina Musa dan Allah!” (Kis. 6:11). Dan Stefanus pun mati dirajam.

Apakah kesalahan Stefanus sebenarnya? Tidak ada. Tetapi, menarik untuk disimak, sebelum mati dia berdoa, ”Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Pada titik ini Stefanus hanya mengikuti jejak Kristus, yang berkata, ”Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk. 23:34). Stefanus berjalan di Jalan Kristus.

Berkaitan dengan jalan yang ditawarkan Yesus Kristus, jalan sebagus apa pun tidak akan membawa manfaat kalau tidak dijalani dengan serius. Jalan hidup dalam iman kepada Yesus tidak akan memberikan manfaat apa-apa kalau kita tidak tekun menjalaninya. Memiliki jalan Allah bukanlah jaminan bahwa kita akan sampai kepada Allah. Hanya mereka yang menjalaninya dengan tekunlah yang akan sampai kepada Allah. Itulah yang dimaksud dengan percaya. Dan itu pulalah yang dilakukan Stefanus.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home