Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 13:20 WIB | Rabu, 27 Mei 2015

Kembali Dihalau Warga, Ahok: Saya Bisa Diusir dari Kompleks

Warga Pinangsia mendatangi Ahok untuk meminta pembatalan penggusuran di Pendopo Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (27/5). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tak puas dengan aksi demo tengah malam yang digelar Selasa (26/5) di jalan kompleks rumah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, sekitar enam perwakilan warga Jalan Kunir RT 004/06, Kelurahan Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat yang rumahnya terdampak penggusuran, Rabu (27/5) kembali mendatangi Balai Kota.

Enam warga ini mencoba menghalau saat Ahok, sapan akrab Basuki hendak memberi sambutan pada pembukaan acara Seminar Indonesia International Water Week Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI di Jakarta Convention Center (JCC).

“Tunggu dulu, Pak. Jangan pergi dulu lah, Pak. Kita duduk bareng dulu, omongin masalah ini baik-baik dulu,” ujar perwakilan warga tersebut. Mereka kemudian menyampaikan gagasannya mengenai denah penyesuaian trase jalan inspeksi kali yang dinilai tak adil.

“Di Pinangsia kami kena penyesuaian trase jalan 10 meter, tapi di Pademangan kena 5 meter. Setelah kami minta dokumen ke camat dan lurah, mereka nggak mau ngasih,” warga tersebut mengungkapkan keluhannya.

Ahok langsung mengonfirmasi aduan penyesuaian trase jalan tersebut kepada Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi. Melalui telepon, Ahok menanyakan adanya perbedaan ukuran penyesuaian trase jalan yang terjadi di Pademangan dan Pinangsia.

Kendati demikian, Ahok mengatakan akan tetap melakukan penertiban karena rumah warga yang dibangun di tanah milik pemerintah tersebut masuk dalam jalur hijau yang harus ditanami rumput dan tanaman perindang. Artinya, dalam jalur ini tidak boleh ada hunian atau bangunan warga. Merasa tak cukup terima dengan penjelasan Ahok, warga memaksa mengadakan audiensi bersama orang nomor satu di DKI ini.

Geram, Ahok pun menjelaskan kebijakan ini dilakukan agar warga terbebas dari persoalan banjir yang melanda hampir setiap tahun. Ia juga mengingatkan agar penolakan penggusuran tak perlu dilakukan dengan menggelar aksi unjuk rasa di kompleks rumahnya.

“Kenapa tengah malam datang ke rumah saya? Kalian mau main preman? Jangan ganggu kompleks rumah saya. Saya bisa diusir dari kompleks saya. Makanya saya nggak suka Anda datang ke kompleks saya,” ujar mantan politikus Gerindra itu.

Sementara, Sekretaris Daerah Saefullah yang mendengar keributan ini pun langsung turun dari kantornya di Lantai III menuju Pendopo Balai Kota. Sekda yang sempat mendengar penjelasan dari warga akhirnya memutuskan untuk terjun langsung ke lokasi penggusuran.

Sebelumnya, warga telah melakukan audiensi bersama Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Dari hasil audiensi, Djarot mengemukakan warga tak mau dipindah ke rumah susun yang telah disediakan Pemprov DKI.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home