Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:00 WIB | Selasa, 26 Juni 2018

Kembalinya Kejayaan Sepakbola Balkan

Jelang Pertandingan Ketiga Fase Grup E
Granit Xhaka (kiri) dan Xherdan Shaqiri terancam larangan dua pertandingan karena selebrasi gol mereka saat melawan Serbia. FIFA sedang menyelidiki apakah mereka melanggar aturan tentang pesan politik dan ofensif. Kedua pemain tersebut adalah etnis Albania dari Kosovo, dimana tindakan keras Serbia terhadap populasi Albania hanya berakhir dengan intervensi militer NATO pada tahun 1999. Di bendera Albania tercantum gambar elang berkepala dua. Mereka membuat gerakan 'dua elang' setelah mencetak gol, melambangkan bendera Albania. (Foto: bbc.com)

SATUHARAPAN.COM - Kesebelasan Brasil, Serbia, dan Swiss bersaing memperebutkan dua tiket ke babak gugur pada pertandingan terakhir fase grup E. Brasil dan Serbia harus saling berhadapan, sementara Swiss akan menjalani laga terakhir melawan Kosta Rika yang tersingkir setelah menelan dua kali kekalahan.

Dengan empat poin yang telah diraih, Brasil dan Swiss hanya memerlukan hasil imbang pada laga terakhirnya. Kekalahan hanya akan menipiskan peluang keduanya. Sementara bagi Serbia tidak ada jalan lain untuk lolos ke babak knock out. Meraih hasil imbang saja akan memberikan jalan bagi Swiss untuk melenggang mengingat mereka kalah secara head to head melawan Swiss.

Baik Brasil maupun Swiss mengalami peningkatan permainan pada laga keduanya, meskipun Brasil baru bisa mencetak gol pada injury time. Namun hasil tersebut sudah bisa memberikan gambaran permainan Brasil sudah on the track, sementara kemenenanga dua gol tanpa balas ke gawang Serbia menjadi indikasi permainan Swiss yang semakin solid.

Upaya Serbia Menorehkan Sejarah

Kesebelasan Brasil pernah bertemu Serbia dalam sebuah laga persahabatan tahun 2014 yang dimenangi Neymar jr dan kawan-kawan dengan skor 1-0 saat mempersiapkan diri jelang PD 2014.

Pada pertandingan kedua fase grup E, Serbia seolah kehilangan sentuhan permainan cepat saat menghadapi Swiss yang memiliki strategi permainan hampir sama, Swiss. Kesebelasan Serbia mewarisi DNA sepakbola Yugoslavia yang indah dan bertenaga.

Bermaterikan pemain belakang-gelandang berpengalaman seperti Kolarov, Ivanovic, Rukavina, Nemanja Matic, Dusan Tadic, kombinasi tersebut menyiratkan kokohnya kolektivitas permainan tim Serbia.

Dengan komposisi pemain yang merata di semua lini serta kekuatan yang relatif berimbang, pertemuan Serbia dengan Brasil akan menyajikan pertarungan Kolarov-Ivanovic-Nemanja Matic menghadapi Willian-Coutinho-Costa yang sudah mulai menemukan formasi permainan terbaiknya. Dalam pertandingan kedua melawan Kosta Rika, gelandang Brasil secara rapi mampu mengalirkan bola melalui kedua sayapnya sepanjang pertandingan meskipun baru bisa mencetak gol pada menit-menit terakhir. Sepanjang pertandingan serangan Brasil terus mengalir.

Pemain belakang Marcello pun menemukan performa yang semakin meningkat. Kebiasaan Marcello membantu serangan dengan melakukan overlap banyak membantu variasi serangan ketika Neymar jr menemui jalan buntu. Dua gol ke gawang Navas tercipta lebih karena improvisasi pemain bertahan yang naik ke atas membantu serangan.

Setelah agak kesulitan membongkar pertahanan Swiss dan Kosta Rika, menghadapi Serbia, pilihan strategi yang sama saat menghadapi Kosta  Rika bisa menjadi bumerang bagi Tite mengingat gaya permainan Serbia yang menyerang. Dengan barisan gelandang-penyerang yang dimiliki, sangat beresiko bermain terbuka menghadapi Serbia. Meskipun hanya menang satu gol saat menghadapi Kosta Rika, Nemanja Matic dan kawan-kawan tidak memerlukan hingga injury time untuk bisa membongkar pertahanan Kosta Rika.

Kekalahan 2-0 dari Swiss tidak serta-merta meruntuhkan semangat pemain Serbia. Dengan peluang yang masih terjaga, justru semangat petarung Balkan hingga pertandingan selesai menjadi ancaman serius Neymar jr dan kawan-kawan. Ada banyak torehan catatan bagi Nemanja Matic dan kawan-kawan jika mereka mampu menjejakkan langkahnya ke babak gugur, dan bukan sekedar tim kuda hitam ataupun penggembira PD 2018.

Perkiraan susunan pemain:

Brasil (4-3-3) : Alisson (gk), Danilo, Silva, Luis, Marcelo, Willian/Fernandinho, Casemiro, Coutinho, Firminho, Jesus/Costa, Neymar. | pelatih: Tite

Serbia (4-2-3-1) : Stojkovic (gk), Rukavina, Ivanovic, Milenkovic, Kolarov, Milivojevic, Matic, Tadic, Llajic, Kostic, Mitrovic/Jovic. | pelatih: Mladen Krstajic

Panggung Navas

Apapun hasil pertandingan terakhir melawan Swiss, tidak akan menggoyahkan kebintangan penjaga gawang Kosta Rika, Keylor Navas. Serangan dan gempuran bertubi-tubi yang dilancarkan gelandang-penyerang Brasil mampu dimentahkan Navas. Hingga menit ke-90 gawang Kosta Rika aman dari serbuan pemain Brasil.

Kehilangan konsentrasi pemain belakang Kosta Rika pada injury time dimanfaatkan dengan baik oleh penyerang Brasil berakibat pada dua gol ke gawang Navas. Dua gol yang disarangkan Coutinho dan Neymar jr tidak dalam jangkauan Navas, meskipun dirinya telah semaksimal mungkin menutup ruang tembak dari pergerakan pemain-pemain Brasil.

Di tangan pelatih Vladimir Petkovic, gaya permainan sepakbola kesebelasan Swiss berangsur-angsur bertransformasi menjadi permainan sepakbola Balkan/Yugoslavia dengan umpan cepat-bertenaga. Petkovic mengantarkan Swiss lolos hingga babak 16-besar Piala Eropa 2016 sebelum dihentikan langkahnya oleh Polandia melalui drama adu penalti. Dengan presentase kemenangan mencapai 60% lebih, gaya permainan Petkovic cocok dengan kesebelasan Swiss.

Dengan gaya permainan yang hampir sama, Petkovic bisa belajar dari keberhasilan Serbia saat mengalahkan Kosta Rika. Efektivitas serangan, ini yang dilakukan pelatih Serbia Krstajic dalam membongkar pertahanan Acosta, Oviedo, Duarte. Hasilnya Serbia bisa menciptakan gol justru dari pemain bertahan Kolarov yang turut membantu dalam sebuah serangan balik.

Gelandang Swiss Behrami, Xhaka, Frei, sedang dalam on fire setelah memenangi pertandingan melawan Serbia. Susah rasanya bagi Ruiz, Tejeda, Urena, untuk menahan pergerakan gelandang energik Swiss. Meski begitu Ruiz, Tejeda, Urena, telah membuktikan mereka mampu membuat frustrasi gelandang-penyerang Brasil selama 90 menit tanpa bisa membuat penetrasi yang berarti ke kotak penalti Kosta Rika.

Secara keseluruhan, skuad Swiss sedikit lebih di semua lini dibanding Kosta Rika. Dua gol ke gawang Stojkovic yang dilesakkan oleh Xhaka dan Shaqiri menjadi bukti solidnya barisan gelandang Swiss. Menarik menunggu kiprah penyerang muda Zuber kembali membuat gebrakan mencetak gol ke gawang Kosta Rika. Sebuah tantangan bagi semua penyerang untuk menaklukkan kiper sehebat Navas.

Satu yang kurang dari kesebelasan Kosta Rika adalah tidak adanya striker yang memiliki naluri mencetak gol. Jika mereka memiliki penyerang haus gol, mungkin dua pertandingan sebelumnya akan berbeda hasilnya.

Kosta Rika yang bermain tanpa beban akan memberikan tekanan lebih pada Xhaka dan kawan-kawan. Bukan perkara mudah mampu menahan imbang Kosta Rika. Neymar dan kawan-kawan telah membuktikan. Sekali lagi, pertemuan Kosta Rika melawan Swiss akan menjadi panggung bagi Navas. Semakin banyak gempuran yang mengarah ke gawangnya, Navas semakin mendapatkan panggung untuk mempertunjukkan kebolehannya.

Perkiraan susunan pemain:

Kosta Rika (5-3-2) : Navas (gk), Gamboa, Acosta, Oviedo, Duarte, Calvo, Borges, Ruiz, Tejeda, Urena, Campbell. | pelatih: Oscar Ramirez

Swiss (4-2-3-1): Sommer (gk) Lang, Akanji, Elvedi, Rodriquez, Fernandes/Behrami, Xhaka, Frei/Embolo, Dzemaili, Shaqiri/Zuber, Gabranovic/Seferovic | pelatih: Vladimir Petkovic

Jadwal pertandingan

Pertandingan babak ketiga fase grup E mempertemukan Brasil melawan kesebelasan Serbia dan Kosta Rika melawan Swiss akan berlangsung pada waktu yang bersamaan, Rabu (27/6) pukul 21.00 waktu setempat atau Kamis (28/6) pukul 01.00 WIB.

Kesebelasan Brasil dan Serbia akan menjalani pertandingan di Otkrytiye Arena, Moskow sementara pertandingan Kosta Rika-Swiss digelar di Stadion Nizhni, Novgorod.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home