Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 23:26 WIB | Rabu, 29 Juli 2015

Kemenkop: Puluhan Ribu Koperasi Hanya Papan Nama

Logo gerakan koperasi, sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia Nomor: SKEP/03/DEKOPIN-E/I/2015 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia dan sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 01/Per/M.KUKM/II/2015 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia. (Foto: depkop.go.id)

MAGELANG, SATUHARAPAN.COM - Sekitar 60 ribu dari 209.448 koperasi di Indonesia tidak aktif atau hanya papan nama, kata Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UMKM Emilia Suhairi.

"Guna menuju koperasi sebagai soko guru perekonomian, kita sudah mulai melakukan pemetaan, pendataan, jumlah koperasi di Indonesia saat ini mencapai 209.448, tetapi dari jumlah tersebut hanya 70 persen yang aktif," katanya di Magelang, hari Rabu (29/7) malam.

Ia mengatakan hal tersebut pada sambung rasa dalam rangkaian Hari Koperasi ke-68 tingkat Jawa Tengah di Magelang.

Emilia Suhairi menuturkan kondisi tersebut juga terjadi di Jawa Tengah, dari sekitar 27.000 koperasi di Jateng, 21,7 persen di antaranya tidak aktif.

"Kami harapkan Pemprov Jateng menyelaraskan koperasi yang tidak aktif ini dan memfokuskan pembinaan pada koperasi yang masih aktif agar benar-benar menjadi koperasi yang kuat, sehat, mandiri, andal, dan mampu berperan menyejahterakan anggotanya," katanya.

Oleh karena itu, katanya Kementerian Koperasi sudah mendata koperasi aktif itu dan nantinya akan diberi nomor induk koperasi.

Ia menuturkan dengan nomor induk koperasi secara on line tersebut, dapat memantau langsung perkembangan unit koperasi di sini.

Dia mengatakan untuk memberikan semangat kepada masyarakat yang akan membentuk koperasi, Kementerian Koperasi juga memberikan gratis dalam pendirian akta untuk membayar notaris.

"Tahun ini kami targetkan kurang lebih 5.000 koperasi," katanya.

Dalam program strategis nasional, katanya pengembangan sarana usaha koperasi dalam bentuk revitalisasi pasar tradisional melalui koperasi dan pengembangan produk koperasi.

Ia mengatakan di Jateng ada kemajuan yang signifikan dengan berbagai metode dan tahapannya termasuk standarisasi dan sertifikasi produk maupun sertifikasi menejemen mutu koperasi.

"Jadi kalau sudah ada ISO, koperasi itu diakui secara internasional sehingga lebih terbuka dengan koperasi lainnya. Kemudian juga ada perkuatan permodalan koperasi," katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home