Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:02 WIB | Senin, 25 Mei 2015

Kementan: Pengusaha, Jangan Sentuh Sawah Kami

Diskusi panel yang dihadiri oleh beberapa perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, BUMN Perikanan dan BULOG di Hotel Borobudur Jakarta Pusat dalam Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Timur serta Trade and Investment Forum: East Indonesian Region ,Senin (25/5). (Foto: Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan agar para pengusaha tidak mengganggu wilayah sawah sebagai pengembangan proyek infrastruktur atau dengan alasan apapun.

“Saya minta bantuan bapak dan ibu, untuk wilayah timur, tolong jangan sentuh sawah kami. Begitu bermain dengan sawah, tunggulah kehancuran kita,” kata Direktur Perluasan dan Pengolahan Lahan Kementan Tunggul Imam Panuju di Hotel Borobudur Jakarta Pusat dalam Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Timur serta Trade and Investment Forum: East Indonesian Region ,Senin (25/5).

Dia mengatakan bahwa selain mengembangkan infrastruktur, pengusaha juga dapat melihat potensi lainnya yang dapat menjadi sektor unggulan di wilayah timur Indonesia, misalnya perkebunan. Seperti di Papua barat yang mengandalkan pala menjadi komoditas unggulan nomor satu di dunia dan perkebunan coklat di Sulawesi. Namun, yang disayangkan adalah Indonesia hanya mampu memproduksi namun belum bisa mengolah bahan mentah tersebut.

Menurutnya, jika para pengusaha mampu mengolah hasil kebun tersebut dengan baik maka produk yang dihasilkan akan menjadi nilai tambah untuk dijual bahkan diekspor ke luar negeri.

“Coklat itu baru level produksi, belum pada level pengolahan. Di Singapura itu sudah mengolah coklatnya dari Indonesia,” kata Tunggul.

Dia menambahkan bahwa sebenarnya di wilayah timur Indonesia peluang investasi masih banyak pada perkebunan sorgum yang dapat digunakan sebagai pakan ternak hingga pengganti produk nabati seperti tempe dan terigu. Tanaman ini dapat ditemui di Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. Namun, sayangnya potensi ini belum dilirik oleh pelaku usaha untuk dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home