Loading...
EKONOMI
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:28 WIB | Sabtu, 20 September 2014

Kementan Siapkan Pedoman Integrasi Sapi-Perkebunan Sawit

Kementan siapkan pedoman integrasi sapi-perkebunan sawit (Foto: www.nasionalisme.co).

BANYUMAS, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pertanian, menyiapkan Peraturan Menteri Pertanian mengenai pedoman integrasi sapi ke dalam perkebunan kelapa sawit agar tercipta hubungan saling menguntungkan.

"Ini merupakan sesuatu yang baru dan akan dikerjakan pada tahun 2015, sekarang sedang disiapkan Peraturan Menteri Pertanian atau Permentan tentang pedoman integrasi sapi ke dalam sawit," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (20/9).

Rusman mengatakan hal itu kepada wartawan, di sela-sela acara puncak Bulan Bakti Peternakan Tahun 2014 yang dipusatkan di "Rearing Farm" Manggala, Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas.

Menurut dia, inti dari integrasi sapi dan sawit adalah sapinya menghasilkan kotoran baik padat maupun air kencingnya untuk dijadikan pupuk organik, sehingga dapat meningkatkan tandan buah segar sekitar 10-20 persen.

"Sapinya makan dari limbah pengolahan CPO (minyak sawit) karena merupakan nutrisi yang bagus untuk sapi. Jadi, konsep integrasi sapi-sawit itu sebenarnya `zero waste` atau tidak ada limbah, itu mempunyai nilai ekonomis karena selama ini pelepahnya dibuang begitu saja, kotoran sapi berantakan dimana-mana, sekarang saling memberi dan saling membutuhkan," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku belum mengetahui secara pasti isi Permentan yang sedang disiapkan sebagai pedoman integrasi sapi ke dalam perkebunan sawit.

"Apakah `mandatory` (bersifat perintah) ataukah imbauan. Kalau `mandatory` tentu mengandung konsekuensi hukum, atau sifatnya dorongan sehingga tidak ada implikasi hukum, cuma membangun komitmen saja dari pemilik-pemilik perkebunan sawit itu," katanya.

Meskipun hanya sekadar imbauan, kata dia, pemilik perkebunan sawit yang belum mengintegrasikan sapi ke dalam perkebunan sawit dapat mencontoh pengusaha yang sukses dalam integrasi itu seperti di Kalimantan.

"Kalau memang menguntungkan, tanpa disuruh pun dia akan mengikuti, sehingga tidak perlu dibuat `mandatory`. Kalau tidak menguntungkan, walaupun `mandatory`, dia akan menghindar," jelasnya.

Ia memperkirakan integrasi sapi ke dalam perkebunan sawit akan menguntungkan karena sapinya bakal bagus dan gemuk serta ada nilai tambah.  (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home