Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 08:43 WIB | Senin, 27 April 2015

Kerugian Akibat Gempa Nepal Ditaksir Capai 50 Persen PDB

Seorang warga merangkak di antara reruntuhan bangunan di Bhaktapur, Nepal, pada 26 April 2015. (Foto: AFP/Omar Havana/Getty Images)

KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM – Sebelum gempa yang berkekuatan 7,9 skala Moment Magnitude melanda kota Kathmandu dan sekitarnya di Nepal, negara itu telah mengalami perlambatan ekonomi. Kini bencana yang menelan ribuan korban meninggal itu akan semakin membuat perekonomian negeri itu menciut tanpa bantuan dunia.

"Kathmandu adalah pusat perekonomian negara, dan itu lumpuh," kata mantan Menteri Keuangan Nepal, Madhukar SJB Rana, dalam wawancara telepon dengan Bloomberg pada hari Mingggu (26/4), setelah ia menghabiskan semalaman di luar ruangan tengah rumahnya.

"Luasnya dampak tergantung pada besarnya bencana tetapi juga pada sumber daya dan kapasitas untuk mengatasi. Kami tidak memiliki itu," kata dia.

Sejauh ini lebih dari 2.300 orang tewas, angka yang masih akan terus bertambah seiring dengan para penyelamat menggali puing demi puing. Diperkirakan 18 orang asing meninggal di pegunungan Everest, lokasi wisata yang jadi pendorong utama perekonomian Nepal.

Nepal, salah satu negara termiskin di Asia yang produk domestik bruto lebih kecil dari semua 50 negara bagian AS, memiliki ruang lingkup kecil untuk mendanai upaya rekonstruksi besar dengan kekuatannya sendiri. Bahkan sebelum gempa, Bank Pembangunan Asia memperkirakan Nepal membutuhkan dana empat kali dari yang ada saat ini setiap tahun untuk membangun infrastruktur sampai tahun 2020 untuk menarik investasi ke negara itu.

The US Geological Survey awalnya memperkirakan kerugian ekonomi gempa itu 9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tetapi melonjak menjadi 50 persen. Namun tebakan yang dinilai lebih mendekati adalah 35 persen dari PDB.

Seorang pejabat Asian Development Ban (ADB) mengatakan terlalu sulit untuk mengatakan seberapa besar kerusakan dan efek gempa Nepal.

"Upaya awal akan difokuskan pada memastikan warga aman menyusul terjadinya tragedi ini," kata Hun Kim, yang memimpin Departemen Asia Selatan di ADB. Menurut dia, sekitar 40 persen dari negara itu terpengaruh oleh gempa.

Nepal memiliki bursa saham kecil dan mata uangnya dipatok mengikuti rupee India, membuatnya menjadi salah satu mata uang terbaik dunia tahun lalu. Tidak jelas apakah pasar keuangan atau bank akan buka pada hari Senin (27/4).

Dana Moneter Internasional mengatakan hari Sabtu bahwa pihaknya siap untuk mengirim tim ke Kathmandu untuk menilai kebutuhan keuangan Nepal dan berkoordinasi dengan ADB, Bank Dunia dan lain-lain. Jubilee Amerika Serikat, sebuah kelompok lobi berbasis agama yang mengkampanyekan penghapusan utang di negara-negara miskin, meminta IMF untuk membantu mengatasi US$ 3,8 miliar utang negara tersebut kepada IMF.

Nepal juga akan mendapatkan bantuan dari negara tetangganya, India dan Tiongkok, yang sudah mengirimkan bantuan lebih awal. Dua negara ini saling bersaing untuk merebut pengaruh di negara pegunungan Himalaya itu. Tiongkok tahun lalu menyusul India sebagai investor asing terbesar di Nepal, terutama menerjuni pendanaan pembangkit listrik, pabrik mi dan pengolahan daging.

Pedagangan Tiongkok dengan Nepal juga mengalami kemajuan pesat. Perdagangan Nepal dengan Tiongkok telah melampaui perdagangan India 17 kali lipat sejak tahun 2006, mengikis pengaruh kepemimpinan New Delhi di negara itu.

Dengan adanya bantuan dari negara-negara tetangga, diharapkan Nepal akan dapat pulih lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Tetapi "mereka perlu saling bergandeng tangan," kata Rajrishi Singhal, ekonom senior Gateway House yang berkantor di Mumbai.

"Masalah infrastruktur dan logistik yang buruk sekarang semakin terlihat," katanya. "Anda sedang melihat pendapatan yang lebih rendah, inflasi yang tinggi, merosotnya impor. Ini akan menjadi tahun yang mengerikan bagi mereka."

Pekan lalu, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Nepal untuk tahun yang berakhir 15 Juli tahun ini akan berada  di 4,6 persen, turun dari 5,2 persen sebelumnya dan lebih kecil dari estimasi pemerintah yang sudah direvisi, yakni 5,5 persen.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home