Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 08:57 WIB | Senin, 25 April 2016

Ketua Gerindra Papua: Perempuan di Politik Sesuai Kristen

Ketua Gerindra DPD Papua, Yanni, S.H. (Foto: Antara)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Politikus perempuan yang juga ketua Partai Gerindra Provinsi Papua, Yanni berpendapat bahwa peranan perempuan di bidang politik sesuai dengan ajaran Kristen. Penting dan jadi perhatian banyak pihak.

“Pembicaraan tentang peran perempuan merupakan topik yang penting dan selalu menjadi perhatian banyak pihak, karena baik dari segi jumlah maupun kualitas, keberadaan perempuan terus meningkat,” kata Yanni di Kota Jayapura, Papua, Senin (25/4).

Pernyataan ini kata Yanni, juga telah ia sampaikan ketika diundang oleh panitia pelaksana HUT Persekutuan Wanita (PW) GKI Tanah Papua Klasis Tanah Merah, di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu pekan kemarin.

Sebagai pembicara dalam seminar “Perempuan Kristen dan Politik” di kegiatan tersebut, Yanni mengatakan peran perempuan di dunia politik sebenarnya bukan isu baru melainkan isu yang sejak dahulu telah menjadi perhatian dan perbincangan di mana-mana, hingga kemudian peran perempuan diproteksi dalam berbagai regulasi atau undang-undang.

“Seperti adanya kuota 30 persen dalam daftar calon legislatif di semua tingkatan baik DPR, DPRD Provinsi dan DPRP kabupaten/kota. Bahkan dalam penyusunan kabinet pun figur perempuan selalu menjadi perhatian dan diberikan posisi,” katanya.

Dalam posisi seperti ini, lanjut Yanni, kaum perempuan termasuk perempuan Kristen khususnya yang ada di Papua harus benar-benar dapat memanfaatkan peluang itu dengan sebaik-baiknya, jangan sampai ketika perempuan sudah diberi ruang dan kesempatan namun tidak dimanfaatkan dengan baik.

“Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh perempuan Kristen adalah dengan meningkatkan kualitas diri, karena hanya dengan kualitas yang dimiliki, perempuan dapat memenangkan kompetisi dalam berbagai hal. Jangan ruang dan kesempatan yang diberikan oleh berbagai perundang-undangan justru membuat kaum perempuan terlena dan tidak mau mengembangkan kualitas dirinya,” katanya.

Walaupun perempuan selalu diberi kuota dalam berbagai undang-undang, tetapi itu tidak menjadi jaminan dalam melindungi kepentingan dan peran perempuan yang menjadi jaminan adalah kualitas diri. Jika kita memiliki kualitas yang baik, tanpa ada kuota atau perlindungan pun, perempuan pasti bisa berkompetisi dengan kaum lelaki.

Peran perempuan ini sebenarnya sejalan dengan agama Kristen dan juga agama-agama lainnya. jadi dengan modal iman Kristen yang dimiliki, perempuan Kristen justru bisa tampil sebagai perempuan-perempuan yang terdepan.

“Saya hanya ingin berpesan kepada perempuan Kristen di mana saja berada bahwa di dalam diri kita harus ada keinginan dan motivasi yang tinggi untuk menjadi nomor satu di semua aspek kehidupan. Tidak boleh ada pikiran bahwa karena perempuan jadi tidak bisa menjadi terdepan, itu pemikiran yang keliru,” katanya. (Ant)

Kalau ada pikiran seperti itu dalam diri, lanjut Yanni, maka hari ini juga hilangkan pemikiran seperti itu, karena jika tidak akan selamanya berada di bawah bayang-bayang kekuasaan kaum lelaki. Namun demikian, bukan berarti kaum perempuan harus meninggalkan kodratnya sebagai istri dari suami maupun ibu dari anak-anak.

“Justru dengan kodrat itulah sesungguhnya Tuhan telah menciptakan perempuan sebagai pelayan sejati, pelayan kepada suami, pelayan kepada anak-anak dan pelayan kepada masyarakat. Salam Papuan, salam Indonesia Raya,” katanya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home