Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 05:16 WIB | Kamis, 20 Juli 2017

Ketua PBNU: Pancasila Tidak Boleh Diperdebatkan

Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (kanan) melakukan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (18/8/2016), membicarakan berbagai persoalan kebangsaan seperti terorisme dan radikalisme, narkotika, dan lain sebagainya. (Foto: Antara)

AMBON, SAYUHARAPAN.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah tidak boleh lagi diperdebatkan.

"Pancasila sebagai dasar negara sudah tidak boleh lagi diperdebatkan, jadi tak perlu mendebatkan apakah negara ini masih Pancasila atau bukan," kata Said Aqil Siroj di Ambon, Rabu (19/7) malam.

Pernyataan ketua umum PBNU itu disampaikan dalam tausyiahnya pada acara halal bihalal dengan warga Nahdiyin, tokoh agama, TNI, serta Polri di Gedung Islamic Center Ambon.

"Dua hari lalu, Panglima TNI Gatot Nurmantyo juga telah mengatakan jangan ikuti ulama yang punya agenda mengganti Pancasila karena ideologi ini sudah dipercaya sejak dahulu dalam membangun bangsa yang bermartabat," kata Said Aqil Siroj.

Menurut dia, halal bihalal berasal dari bahasa Arab tetapi orang Arab sendiri tidak mengerti dan di sana tidak ada yang namanya acara seperti ini pascaperayaan Idul Fitri, kecuali silaturahim yang artinya memperkuat persaudaraan.

"Ternyata yang pertama kali menggagas terminologi silaturahim setelah bulan puasa adalah KH Abdulwahab Hazbullah, tokoh NU dan merupakan salah satu pahlawan nasional," kata dia.

Pada tahun 1948, tokoh-tokoh politik nasional saling tegang satu sama lainnya, maka Presiden Soekarno memanggil Kiai Wahab melakukan upaya mendekatkan hubungan dan menghilangkan ketegangan para tokoh.

Ketika diusulkan menggunakan istilah silaturahim, Bung Karno bilang kurang keren sebab sudah terlalu banyak orang menggunakan istilah itu lalu Kiai Wahab akhirnya menggagas yang namanya halal bihalal sehingga semua tokoh diundang Presiden dalam acara tersebut.

Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa silaturahim itu memperkuat hubungan dengan niat tulus, dan ada empat macam hubungan diantaranya bersalaman harus dilakukan secara kontinyu dan tidak harus ada kepentingan atau sesuatu yang diagendakan untuk melakukan silaturahim.

"Jadi bukan ada kebutuhan yang mendesak saja, tetapi dekatkan diri dan memperkuat hubungan," kata dia.

Kemudian silaturakmal, yakni membangun jaringan kerjasama dimana selesai acara seperti ini ada kerjasama yang positif.

"Tidak mungkin kita hidup sendirian tetapi harus terbuka dan membangun kerjasama dengan siapa pun tetapi yang bermanfaat dan positif," kata Said Aqil Siroj.  (antaranews.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home