Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 04:47 WIB | Senin, 28 September 2020

Ketua Satgas COVID-19: Beberapa Daerah Sulit Praktikkan Jaga jarak

Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, saat Rapat Koordininasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utara, hari Jumat (25/9). (Foto: BNPB)

MEDAN, SATUHARAPAN.COM-Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengatakan di beberapa daerah prokol kesehatan, terutama menjaga jarak, sulit dilakukan.

Dia menegaskan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 atau corona jenis baru penyebab Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) melalui perantara manusia. Oleh sebab itu, menegakkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan adalah hal yang mutlak harus dilakukan.

Penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara bersama-sama. Sebab, setiap manusia berpotensi menulari maupun tertular virus corona jenis baru dan itu lebih berbahaya.

“COVID-19 berbahaya. Tetapi manusia yang membawa COVID-19 atau sebagian carrier itu jauh lebih berbahaya,” kata Doni dalam Rapat Koordininasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utara, di Medan, hari Jumat (25/9).

Anggapan Keliru

Sayangnya, Doni Monardo masih melihat bahwa menjaga jarak dan menghindari kerumunan adalah hal yang masih sulit dilakukan di masyarakat Indonesia. Menurut dia hal itu banyak terjadi di beberapa daerah.

“Yang berisiko adalah, bahwa tanpa diketahui, dia carrier atau pembawa virus. Inilah yang berbahaya,” kata Doni. “Inilah yang harus kita sadari bahwa setiap saat, setiap detik, disiplin adalah harga mati. Sedikit saja kita lengah, kita abai dengan protokol kesehatan, maka kita akan mudah terpapar,” katanya.

Setiap wilayah yang telah memiliki penderita atau pasien COVID-19 menjadi wilayah yang tidak lagi aman. Oleh sebab itu, penting adanya kesadaran masyarakat akan bahaya COVID-19 dan pemahaman bahwa penyakit itu benar-benar nyata dan bukan rekayasa.

“COVID-19 ini nyata. COVID-19 ini bukan rekayasa. Bahwa COVID-19 ini bukan konspirasi,” kata Doni. Berdasarkan hasil beberapa survei, termasuk oleh Balitbankes Kementerian Kesehatan, pada bulan Juli 2020, banyak sekali warga masyarakat yang menganggap bahwa mereka tidak akan terkena COVID-19 dan COVID-19 itu tidak ada. Padahal secara global, korban meninggal COVID-19 telah mencapai satu juta jiwa dan hampir setara dengan korban Perang Dunia I.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home