Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:34 WIB | Selasa, 26 Februari 2019

Klabet, Berpotensi Memperlancar ASI

Klabet atau fenugreek (Trigonella foenum-graecum, L.). (Foto: colourbox.com)

SATUHARAPAN.COM – Tahukah Anda masakan kari akan lebih sedap bila dilengkapi klabet  atau fenugreek? Klabetlah yang memberikan aroma semerbak yang enak dalam masakan kari. 

Klabet adalah rempah bumbu berbentuk butiran mungil, yang sering dijadikan bumbu masakan di India, Pakistan, dan Sri Lanka. Di Indonesia, rempah klabet sering digunakan di Aceh, sebagai bumbu dalam masakan kari, gulai, juga kalio.

Klabet yang sudah disangrai sebelumnya, dimasukkan ke dalam masakan. Klabet yang sudah disangrai itu memberikan aroma semerbak yang enak.

Klabet atau fenugreek (Trigonella foenum-graecum), menurut Wikipedia, merupakan tumbuhan dari keluarga Fabaceae. Klabet adalah salah satu rempah yang bentuknya kecil, warnanya kuning sedikit oranye, dengan tekstur sedikit keras.

Selain digunakan sebagai bumbu pada masakan, seperti kari dan gulai, klabet juga banyak digunakan untuk pengobatan herbal. Klabet, atau kelabat, banyak mengandung vitamin dan hampir semua mineral yang dibutuhkan tubuh. Klabet juga dianggap sebagai zat antioksidan paling kuno yang dikenal manusia.

Pada tahun 2008, Syeda Birjees Bukhari dan tim peneliti dari National Center of Excellence in Analytical Chemistry, University of Sindh, Jamshoro, Pakistan, dalam laporan penelitian berjudul “Antioxidative Activity of Extracts from Fenugreek Seeds (Trigonella foenum-graecum)”, Pak. J. Anal. Environ. Chem. Vol. 9, No. 2: 78-83., menyebut daun dan biji klabet  banyak dikonsumsi di negara-negara oriental sebagai bumbu dalam olahan makanan, dan sebagai bahan dalam obat herbal tradisional. Dalam penelitiannya terbukti ekstrak klabet dapat bertindak sebagai sumber antioksidan yang kuat.

Ani Isnawati dan tim, dari Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Departemen Kesehatan, meneliti karakterisasi ekstrak etanol biji klabet (Trigonella foenum-graecum, L.) sebagai tanaman obat pelancar ASI. Klabet mempunyai potensi besar untuk pengembangan obat, sebagai penghasil diosgenin, prekursor hormon kontrasepsi, kaya akan fitoesterogen. 

Di Eropa digunakan sebagai pelancar ASI (simplisia klabet  mengandung minyak lemak 20-30 persen, lendir, trigonelin  sebagai basa kuaterner, nikotinamida, kholin, dan saponin, sapogenin steroid antara lain diosgenin). Klabet dapat berfungsi sebagai galaktogoga yang baik. Suatu penelitian terhadap 10  wanita, signifikan dapat meningkatkan volume ASI. Protein yang  terkandung dalam biji klabet mempunyai angka banding lisin-arginin yang rendah. Selain itu dalam biji klabet  terdapat 16 asam amino lain, karbohidrat, serat, mineral.

Pemerian Botani Kelabat

Tanaman klabet , mengutip dari unpad.ac.id, adalah tanaman aromatik dengan tinggi 30 hingga 60 cm. Batangnya ramping dan panjang. Daun berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya memiliki struktur seperti jari. Bunganya tunggal atau sepasang, dengan mahkota berwarna putih atau kuning pucat, yang mekar pada bulan Juni hingga Juli.

Buahnya polong gundul, memanjang atau berbentuk lanset, tiap buah polong mengandung 10 hingga 20 biji.

Tanaman ini memancarkan aroma pedas yang tetap menempel pada tangan setelah menyentuhnya. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada iklim mediterania, dan dapat dibudidayakan di seluruh negara .

Biji klabet berukuran kecil (panjang sekitar 5 mm), keras, dan berwarna kuning kecokelatan dan dapat bervariasi. Memiliki garis rhomboidal yang sangat khas. Hampir di tengah salah satu sisinya yang panjang dan sempit terdapat bagian kecil dimana hilum dan mikrofil berada, terlihat jelas seperti titik berwarna putih.

Bagian itu kemudian berlanjut dalam bentuk alur dan berjalan secara diagonal di bagian dari masing-masing sisi biji, sehingga membagi benih menjadi dua lobus yang tidak sama. Jika biji dipotong dengan arah melintang ke sisi dimana hilus berada, maka akan ditemukan lobus yang lebih besar berisi dua kotiledon.

Keduanya berwarna kekuningan dan dikelilingi endospermae yang lebih gelap dan tembus cahaya, yang memisahkan antara radikula dengan kotiledon. Ketika direndam dalam air, endospermae akan mengembang dan menghasilkan lendir ke cairan sekitarnya .

Klabet memiliki nama ilmiah Trigonella foenum-graecum. Dikutip dari unpad.ac.id, klabet atau fenugreek di setiap negara memiliki nama yang berbeda, yakni fieno greco (Italia), hulba (Arab), fenugrec, triggonelle (Prancis), alholva, fenogreco (Spanyol), bockshorklee (Jerman), pazhitnik (Rusia), halba, kelabet (Malaysia), kelabet (Indonesia).

Nama fenugreek atau foenum-graecum, berasal dari bahasa Latin untuk “Greek hay”. Tanaman ini memiliki kesamaan dengan wild clover yang disebut oleh orang Swedia sebagai  “bockhornsklover”, sama dengan namanya dalam bahasa Jerman: bockshornklee, yang berarti ram’s horn clover.

Zohary and Hopf mencatat, tidak dapat dipastikan mana yang tipe alamiah dari strain Trigonella yang kemudian didomestikasi menjadi fenugreek. Namun, dipercaya bahwa tanaman ini dulunya dibawa untuk dibudidayakan di wilayah Timur Dekat.

Sisa klabet ditemukan di Tell Halal, Irak (berdasarkan analisa radiokarbon diperkirakan berumur  4000 SM), dan zaman Perunggu di Lachish, sebagaimana juga biji keringnya dijumpai di makam Tutankhamen.

Produsen utama klabet adalah Nepal, India, Pakistan, Bangladesh, Argentina, Mesir, Prancis, Spanyol, Turki, Maroko, dan Tiongkok. India merupakan negara penghasil klabet terbesar di dunia, dibudidayakan di Rajasthan, Gujarat, Uttaranchal, Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, Maharashtra, Haryana, dan Punjab merupakan sentra produksi terbesar di India, meliputi 80 persen produksi total negaranya.

Biji klabet yang berbentuk kubus berwarna kuning sampai amber sering kali digunakan untuk pembuatan pickles (fermentasi asam laktat pada sayuran muda, Red), serbuk kari dan pasta kari. Klabet sering kali dikaitkan dengan masakan dari India.

Daun keringnya, atau dinamakan kasuri methi (atau kasoori methi di India), di wilayah Kasur di Provinsi Punjab, Pakistan, tempat tumbuhan ini ditanam besar-besaran - memiliki rasa pahit dan aroma tajam.

Klabet juga digunakan oleh bangsa Eritrea dan Etiopia sebagai bumbu masakan. Kata klabet di dalam bahasa Amharic adalah abesh (atau abish), dan bijinya digunakan di Etiopia dalam pengobatan diabetes.

Tradisi Yahudi juga menggunakan klabet sebagai makanan pada malam pertama dan kedua acara tahun baru mereka (Rosh Hashana). Kebiasaan itu berdasarkan kepada nama Aramaicnya yang berkaitan dengan itu.

Beberapa percobaan intervensi pada manusia menunjukkan bahwa efek antidiabetes dari biji klabet, berkaitan dengan type-1 dan type-2 pada manusia, yang diujikan dengan menggunakan hewan percobaan dengan mengukur penurunan serum glukosa dan meningkatkan toleransi gula.

Klabet juga baru-baru ini telah tersedia di pasaran sebagai suplemen untuk mengontrol hypercholesterolemia dan diabetes, oleh para praktisi pengobatan alternatif dan kompelementer. Klabet mengandung banyak serat dan memiliki kandungan tinggi untuk serat, jadi bijinya akan dapat berguna untuk mencegah konstipasi jika direndam dengan air hangat dan diminum menjelang tidur

Berbeda dengan di India, fenugreek yang sudah direbus dan diberi sedikit tambahan gula digunakan sebagai minuman teh oleh masyarakat Mesir. Minuman ini sangat populer di kedai-kedai kopi saat musim dingin tiba.

Biji fenugreek kaya akan polisakaridaa galaktomannan, yang biasanya digunakan untuk membuat es krim, agar tidak cepat meleleh. Di dalam pengobatan tradisional China, fenugreek biasa disebut dengan hu lu ba digunakan untuk mengobati penyakit ginjal dan juga hernia dingin.

Manfaat Herbal Klabat

Biji klabet, menurut Wikipedia, adalah sumber yang kaya dengan polisakarida dan galaktomannan. Biji klabet juga sumber dari senyawa saponin seperti diosgenin, yamogenin, gitogenin, tigogenin, dan neotigogens. Konstituen aktif lainnya adalah mucilago, minyak atsiri, dan alkaloid seperti choline dan trigonelline.

Biji klabet, dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa klabet merupakan stimulator potent untuk produksi ASI yang diperkirakan memiliki kemampuan meningkatkan ASI sebanyak 90 persen.

Di daratan Tiongkok, klabet diyakini berkhasiat sebagai penghangat dan penguat ginjal, penghilang demam dan pereda sakit. Indikasi utama adalah untuk pengobatan hernia, dan sakit tenggorokan. Klabet digunakan di dalam bentuk digongseng (roasted). Di India sekitar 2-3g biji klabet (dinamakan methi) ditelan pada pagi hari dengan air hangat sebelum gosok gigi dan minum teh atau kopi, yang diharapkan memiliki efek terapi sebagai pereda sakit sendi tanpa efek samping.

Srinivasan K (2006) dari Department of Biochemistry and Nutrition Central Food Technological Research Institute Mysore India, dalam penelitian berjudul “Fenugreek (Trigonella foenum-graecum): A review of health beneficial physiological effects”, Food-Reviews- International, 22 : 203–224, mengungkapkan biji klabet ini juga digunakan untuk tujuan pengobatan dalam banyak sistem tradisional sebagai antibakteri, stimulan lambung, melawan anoreksia, agen antidiabetik.

Dalam beberapa dekade terakhir, beberapa atribut fisiologis manfaat kesehatan dari biji fenugreek telah terlihat dalam penelitian pada hewan serta percobaan manusia. Ini termasuk efek antidiabetes, pengaruh hipokolesterolemia, potensi antioksidan, aksi stimulan pencernaan, dan efek hepatoprotektif.

Di antara efek fisiologis yang bermanfaat ini, sifat antidiabetes dan hipokolesterolemia fenugreek, yang keduanya terutama disebabkan oleh konstituen serat makanan intrinsik, memiliki nilai nutraceutical yang menjanjikan.

Tim peneliti Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, juga meneliti potensi biji klabet sebagai alternatif pengobatan herbal.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home