Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 14:02 WIB | Minggu, 29 Maret 2015

Koalisi Arab ‘Hancurkan Misil Pemberontak Yaman’

Pemberontak Houthi Yaman dan anggota pasukan keamanan yang setia kepada gerakan Syiah memeriksa kerusakan di lokasi serangan udara Arab Saudi yang menargetkan kelompok tersebut pada 26 Maret 2015. Milisi Houthi berhasil mengambil alih Sanaa di dekat bandara di ibu kota Yaman tersebut. Pesawat tempur Arab Saudi mengebom pemberontak Huthi di Yaman, meluncurkan intervensi militer Arab demi mendukung Presiden Abedrabbo Mansour Hadi. (AFP)

RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Serangan udara yang dipimpin Saudi telah menghancurkan “sebagian besar” kemampuan misil pemberontak Syiah Houthi dan sekutu mereka, kata juru bicara koalisi Jenderal Ahmed Assiri, Sabtu (28/3).

“Kami percaya bahwa kami telah menghancurkan sebagian besar kemampuan itu, namun kami akan terus menargetkan misil tersebut di mana pun” mereka berada, katanya kepada para reporter di Riyadh.

Sebelum Houthi merebut kekuasaan di Sanaa pada September, angkatan darat Yaman memiliki berbagai “jenis misil... misil balistik,” yang bisa mengenai target sejauh hingga 500 kilometer, katanya.

Seorang pejabat diplomatik negara Teluk sebelumnya mengatakan bahwa serangan selama tiga hari tersebut terbilang sukses sejauh ini, berhasil menghancurkan beberapa target termasuk 21 misil Scud.

Sumber yang sama mengatakan angkatan darat memiliki 300 Scud.

“Sejak kami memulai operasi kami terus menargetkan misil jenis itu,” kata Assiri. “Kami menargetkan tempat penyimpanan mereka,” tambahnya.

Sementara Hassan Nasrallah, kepala gerakan pro-Iran Hizbullah Lebanon, pada Jumat (27/3), menyerukan para pemimpin Arab agar menghentikan “serangan” tersebut. Arab Saudi akan “kalah” telak dalam serangan udara di Yaman, kata Hassan Nasrallah.

“Hasil dari perang ini sudah jelas: Arab Saudi akan kalah dan rakyat Yaman akan menang mutlak,” ucap Nasrallah dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Hizbullah saat ini terlibat secara militer di Suriah, di sana mereka memperkuat rezim yang sedang diperangi, dan di Irak, tempat mereka memerangi ekstremis Sunni.

Pemberontakan pejuang Syiah di Yaman yang sudah berlangsung selama sebulan meningkat menjadi konflik regional pada Rabu, ketika koalisi pimpinan Arab Saudi mulai melancarkan serangan udara di wilayah kekuasaan pemberontak.

Hizbullah mengkritik operasi tersebut, menyebutnya “tidak adil” dan “ilegal”.

Pemimpin Hizbullah itu kemudian mengeluarkan cacian kepada kerajaan Saudi tersebut, menuding serangan udaranya di Yaman bertujuan “merebut kembali hegemoninya” di seluruh negeri. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home