Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 21:23 WIB | Jumat, 17 Januari 2020

Komandan LNA Libya Komitmen untuk Gencatan Senjata

Komandan tentara Nasional Libya (LNA, Khalif Haftar. (Foto: Ist)

BENGHAZI, SATUHARAPAN.COM-Komandan Tentara Nasional Libya (LNA), Khalifa Haftar, berkomitmen untuk gencatan senjata, kata pihak Jerman pada hari Kamis (16/1), dalam upaya mengakhiri hampir satu dekade kekacauan di negara Afrika Utara itu.

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, setelah mengunjungi kota Benghazi di Libya timur, juga mengatakan Haftar bersedia menghadiri konferensi di Berlin pada hari Minggu (19/1) untuk membahas konflik.

Kantor Haftar tidak tersedia untuk komentar. Tetapi tiga sumber yang dekat dengan masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa Haftar diperkirakan akan melakukan pembicaraan di Athena pada hari Jumat dengan perdana menteri Yunani dan menteri luar negerinya selama persinggahan dalam perjalanan ke Berlin.

Komentar Maas mengikuti upaya Rusia dan Turki yang gagal untuk membujuk Haftar pada kunjungan ke Moskow pekan ini untuk menyetujui gencatan senjata yang langgeng dan menghentikan serangan ke Tripoli. Haftar meninggalkan Moskow tanpa menandatangani proposal.

Dapat Seperti Suriah

Perang sembilan bulan atas Tripoli hanyalah kekacauan terbaru di Libya, anggota OPEC yang telah menjadi pusat perdagangan manusia untuk mengirim migran dengan kapal ke Italia, sementara militan Islam telah mengeksploitasi kekacauan yang meluas.

"Jika perkembangan di Libya dibiarkan berlanjut, maka Libya akan menjadi Suriah berikutnya dan kami tidak ingin itu terjadi," kata Maas di televisi Jerman.

Konferensi yang akan diselenggarakan oleh Jerman pada hari Minggu akan mempertemukan pihak yang bersaingan di Libya dan kekuatan asing yang mendukung mereka untuk mengakhiri perang atas Tripoli dan melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan pembagian kekuasaan.

Di antara mereka yang hadir adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, dan para pemimpin Eropa, kata Maas.

"Jenderal Haftar telah mengisyaratkan kesiapannya untuk berkontribusi pada keberhasilan Konferensi Libya di Berlin dan bersedia untuk berpartisipasi. Dia telah mengulangi komitmennya untuk mengamati gencatan senjata," kata Maas dalam pesan tweet.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyambut baik langkah itu dan mengatakan konferensi itu bertujuan untuk membuat para pihak menghormati embargo senjata. "Pada konferensi Libya kita harus terutama melihat bahwa embargo senjata dipatuhi lagi, yang pada dasarnya disepakati oleh AS tetapi sayangnya tidak dihormati," katanya kepada wartawan.

Maas mengatakan di televisi Jerman bahwa setelah gencatan senjata dan embargo senjata telah diamati, proses politik harus dilakukan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memberi Libya prospek mengakhiri perang sipilnya.

Keterlibatan Pihak Luar

Libya mengalamiperpecahan dan sangat tidak stabil, dengan kekuatan luar memberikan dukungan kepada faksi-faksi bersenjata yang bersaing sejak diktator Muammar Gaddafi terbunuh dalam pemberontakan tahun 2011.

Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) pimpinan Perdana Menteri Fayez al-Serraj yang diakui secara internasional. S ementara LNA, yang mengendalikan sebagian besar wilayah timur dan selatan Libya, menerima dukungan dari Mesir, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Rusia.

Turki mulai mengirim pasukan ke Libya untuk mendukung pemerintah al-Sarraj, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada hari Kamis. Turki juga mengirim tentara bayaran Suriah ke Libya.

Sementara Yunani sangat marah pada pakta antara Turki dan pemerintah al-Sarraj karena berupaya memetakan batas laut yang menyusuri pulau Kreta Yunani, dan dikatakan bertentangan dengan hukum internasional. Batas laut dapat memberi negara hak untuk mengeksplorasi gas alamdi bagian Mediterania yang belum dimanfaatkan.

Yunani mengatakan akan melaksanakan veto di Uni Eropa tentang pakta perdamaian di Libya untuk tmembatalkan kesepakatan Turki-Libya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home