Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:06 WIB | Jumat, 20 September 2019

Kominfo Minta Lion Air Group Amankan Data Konsumen

Ilustrasi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (Foto: Dok satuharapan.com/fakta news)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan pertemuan dengan perwakilan Lion Air Group untuk membahas tentang adanya kejadian leak dan breach atau kebocoran data penumpang. Secara khusus, Kementerian Kominfo meminta Lion Air untuk mengambil langkah pengamanan data pribadi penumpang.

Dalam pertemuan yang berlangsung antara Direktur Jenderal Aplikasi Informatika  Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan bersama Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi, telah dibahas tentang kondisi yang terjadi serta tindak lanjut untuk penanganan dan pengamanan data penumpang.

“Kami sudah bertemu dan berkoordinasi untuk mendapatkan klarifikasi dari Lion Grup,” kata Dirjen Semuel seusai pertemuan di Jakarta, Kamis (19/9/2019), dalam siaran pers yang dikeluarkan Biro Humas Kementerian Kominfo, dan dilansir kominfo.go.id.

Menurut Dirjen Aptika pihak Lion Air Group membenarkan adanya kejadian kebocoran data penumpang dari dua maskapai, yakni Malindo Air dan Thai Lion Air yang beroperasi dari Malaysia. Saat ini, Lion Air telah melaporkan ke otoritas di Malaysia atas kejadian hacking dan tengah melakukan penyidikan.

Kementerian Kominfo, kata Semuel, juga belum mengetahui secara pasti berapa jumlah kebocoran data penumpang tersebut. Pihaknya masih menunggu hasil investigasi. Namun, data penumpang tersebut saat ini sudah diamankan.

“Berapa jumlahnya kita belum tahu, lagi diinvestigasi. Tapi saat ini posisi data konsumer dari Lion sudah diamankan. Hal ini juga sudah dilaporkan kepada otoritas di Malaysia untuk dilakukan investigasi, karena lokus kejadiannya di sana. Jadi kita harus menunggu dari hasil investigasi,” tutur Semuel.

Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan, pihak Lion Air Group dalam hal ini juga menjadi korban atas kebocoran data pribadi penumpang.  “Memang kami dalam hal ini menjadi korban, dan begitu informasi ini menjadi viral dalam bentuk screenshot, kami langsung menindaklanjuti dengan semua administrator kami. Kami juga langsung mengamankan pada hari itu juga seluruh data,” kata Putut.

Saat ini, langkah yang diambil oleh Lion Air adalah mengambil aksi pelaporan dan tuntutan hukum bagi pelaku pencurian dan pembocoran data penumpang. “Kami bisa pastikan sampai dengan saat ini data penumpang itu sudah tidak bocor lagi pada yang lain-lainnya. Dan begitu berita ini viral langsung kami melakukan legal action kepada pihak berwenang di Malaysia dan sedang dalam proses investigasi,” tambahnya.

Berkaitan dengan data warga negara Indonesia atas kejadian tersebut, Putut mengatakan pihak Lion Air juga belum mengetahui berapa jumlah data yang bocor. Kalaupun data yang beredar Lion Air juga memastikan data tersebut aman.

 

“Jadi data orang Indonesia pun kita belum tahu jumlahnya berapa, karena seperti yang kita ketahui nama-nama itu masih ditutup, jadi kita sedang menginvestigasi. Ke depan kami pastikan data penumpang itu aman,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Dirjen Aptika juga menegaskan, mekanisme penanganan breach dan perlindungan data pribadi di Malaysia dengan di Indonesia tidak jauh berbeda.  Menurut Dirjen Aptika, di Indonesia penerapan perlindungan data yang sudah tersebar di 32 aturan itu akan disatukan dalam RUU Perlindungan Data Pribadi.

Meskipun demikian, Indonesia menunggu hasil investigasi pada tahap awal yang dilakukan otoritas di Malaysia setelah itu akan menentukan langkah tindak lanjut.

"Breach itu di mana pun terjadi, akan ada pengaruhnya. Kalau ada yang mendapatkan data dari hasil curian itu melanggar hukum. Dia menggunakan data masyarakat secara tidak sah dan bisa diancam hukuman," ungkapnya.

 Secara khusus, Dirjen Aptika menegaskan penerapan perlindungan data pribadi dilakukan dengan prinsip keseimbangan, “Kita membuat keseimbangan, di satu sisi semua penyelenggara memastikan sistemnya handal, dan siapa yang punya keinginan jahat akan berhadapan dengan hukum.  Yang perlu dilakukan oleh pengelola data semua harus diperkuat, SOPnya dan pengamanan datanya," ungkapnya.**

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home