Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 07:10 WIB | Rabu, 03 Juni 2020

Kondisi Pasien COVID-10 Dapat Diprediksi dari Protein Plasma Darah

George Gilbert, 85 tahun, pasien COVID-19, dan istrinya, Domneva, 84 tahun, saling berpegangan tangan saat kunjungan singkat karena dirawat di tempat terpisah, keduanya dalam uji TACTIC-R, untuk mengetahui apakah obat yang ada membantu mencegah sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan, yang diharapkan para ilmuwan dapat mencegah kegagalan organ dan kematian. (Foto: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Sejumlah peneliti berhasil memetakan 27 protein penting dari plasma darah pasien COVID-19 yang diyakini dapat jadi acuan bagi dokter untuk memperkirakan seberapa parah kondisi para pasien.

Tiga protein dari yang berhasil dipetakan itu terhubung dengan interleukin IL-6, protein penyebab peradangan dan diyakini dapat jadi penanda untuk gejala penyakit COVID-19 parah.

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal Cell Systems, hari Selasa (2/6), peneliti dari Francis Crick Institute di Inggris dan Charite Universitaetsmedizin Berlin, Jerman, menemukan masing-masing pasien COVID-19 memiliki kadar protein yang berbeda dalam darahnya bergantung pada keparahan penyakit.

Petunjuk itu berguna dokter dalam memeriksa pasien dan memperkirakan tingkat keparahan penyakit, kata para peneliti. Temuan itu juga dapat menjadi titik tolak baru untuk pengembangan obat untuk penyakit akibat virus corona, termasuk COVID-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Maret 2020 menetapkan COVID-19 sebagai pandemi, dan telah menewaskan lebih dari 374.000 jiwa di seluruh dunia dan menyerang lebih dari 6,7 juta jiwa.

Gejala Yang Berbeda

Sejumlah dokter dan para ahli mengatakan pasien COVID-19 mengalami gejala penyakit yang berbeda. Beberapa di antara mereka bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Sementara pasien lain membutuhkan perawatan dan selebihnya mengalami gejala parah.

"Tes yang dapat membantu dokter menentukan seorang pasien COVID-19 berpotensi mengalami masa kritis atau tidak sangat penting dilakukan," kata seorang ahli biologi molekuler di Crick Institute, Christoph Messner, salah satu peneliti pada studi protein darah pasien COVID-19.

Ia menjelaskan pemeriksaan semacam itu dapat membantu dokter yang menangani pasien dengan kondisi kesehatan berbeda. Dokter juga dapat menentukan pasien mana yang paling berisiko dan membutuhkan layanan perawatan intensif.

Tim riset itu menggunakan metode spektometri massa (mass spectometry) untuk memeriksa secara cepat adanya dan jumlah jenis protein pada plasma darah dari 31 pasien COVID-19 di rumah sakit Charite, Berlin. Hasil tes itu dibandingkan dengan protein pada plasma darah 17 pasien lainnya di rumah sakit yang sama, serta 15 orang yang sehat sebagai pembanding eksperimen. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home