Loading...
RELIGI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 20:53 WIB | Rabu, 29 April 2015

Lagu Amazing Grace Temani Langkah 8 Napi ke Tempat Eksekusi

Lapangan Tembak Nusakambangan. Lokasi yang diduga menjadi tempat eksekusi mati terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan (Australia), Martin Anderson (Ghana), Raheem Agbaje (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brazil), serta Sylvester Obiekwe Nwolise dan Okwudili Oyatanze (Nigeria) dilakukan. (Foto: smh.com.au)

CILACAP, SATUHARAPAN.COM – Delapan terpidana mati kasus narkotika dan obat terlarang (narkoba) dikabarkan menolak ditutup matanya dan berjalan dengan kepala tegak sambil bernyanyi, jelang eksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu (29/4).

Dalam embusan angin malam, mereka bersama-sama menyanyikan lagu "Amazing Grace" sesaat setelah tengah malam. Mereka juga menyanyikan lagu "Bless the Lord O My Soul" sebelum suara nyanyiannya berakhir oleh suara tembakan senjata.

"Ketika mereka dibawa keluar ke tiang kayu untuk dieksekusi, mereka terus menyanyi. Kami menunggu di tenda tidak jauh dari situ dan mencoba memberi dukungan moral kepada mereka," kata rohaniwan terpidana mati asal Brasil Rodrigo Gularte, Pater Charlie Burrows, seperti dikutip dari Sidney Morning Herald, Rabu (29/4)

"Semua orang melihat ke depan. Tampaknya, mereka menerima nasibnya," dia menambahkan.

Sementara salah satu pendeta yang hadir di lokasi eksekusi, Karina de Vega mengatakan suara nyanyian delapan narapidana membahana di udara. “Mereka memuji Tuhan mereka masing-masing,” kata dia.

Seperti Paduan Suara

Pendeta Vega mengaku takjub melihat hal tersebut, sebab untuk pertama kali dia menyaksikan orang begitu bersemangat untuk bertemu Tuhan.

"Mereka terikat bersama seperti persaudaraan. Mereka menyanyikan lagu satu demi satu untuk memuji Tuhan. Seperti dalam paduan suara, mereka menyayikan lagu itu bersama-sama,” tutur dia.

“Bahkan yang tidak beragama Kristen, saya percaya mereka juga ikut bernyanyi dalam hati,” Pendeta Vega menambahkan.

Kedelapan terpidana itu dilaporkan meninggal dengan cepat. Fairfax Media mengatakan, kedelapan orang itu, termasuk dua warga Australia, meninggal seketika setelah ditembak di jantung. Dengan demikian, komandan regu tembak tidak harus menembak mereka di kepala. Skenario itu akan terjadi jika para narapidana tidak meninggal setelah 10 menit.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home