Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 05:57 WIB | Kamis, 14 November 2019

Laporan: Pneumonia Membunuh Satu Anak Setiap 39 Detik

Seorang perempuan Bangladesh dengan bayinya yang berumur kurang dari sebulan, dan baru pulang setelah mendapatkan perawatan dari penyakit penumonia. (Foto: UNICEF-un.org)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Pneumonia membunuh lebih dari 800.000 bayi dan anak kecil pada tahun 2018, atau satu anak meninggal setiap 39 detik. Padahal penyakit itu dapat disembuhkan dan sebagian besar dapat dicegah.

Hal itu diungkap dalam sebuah laporan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai "epidemi yang terlupakan" oleh Dana PBB untuk Anak-anak, UNICEF, badan amal internasional Save The Children dan empat lembaga kesehatan lainnya. Laporan itu mendesak pemerintah untuk meningkatkan investasi pada vaksin untuk mencegah penyakit dan obat-obatan, serta pelayanan kesehatan.

"Fakta bahwa penyakit itu dapat dicegah, diobati, dan mudah didiagnosis, tetapi masih merupakan pembunuh anak-anak yang terbesar di dunia, sungguh mengejutkan," kata Seth Berkley, kepala eksekutif aliansi vaksin GAVI.

Pneumonia adalah penyakit paru-paru yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Para korban mengalami kesulitan untuk bernafas karena paru-paru mereka penuh dengan nanah dan cairan.

Ini dapat dicegah dengan vaksin, dan diobati dengan antibiotik, dan dalam kasus yang parah dengan oksigen. Tetapi di negara-negara miskin, akses ke pengobatan ini sering kali terbatas.

Nigeria, India, Pakistan, Republik Demokratik Kongo dan Ethiopia menyumbang lebih dari setengah jumlah anak-anak yang meninggal karena pneumonia pada tahun lalu. Kebanyakan dari mereka adalah bayi yang belum mencapai ulang tahun kedua.

"Jutaan anak sekarat karena kekurangan vaksin, antibiotik yang bisa dijangkau, dan kekurangan perawatan dengan oksigen secara rutin," kata Kevin Watkins, kepala eksekutif Save The Children. "Ini adalah epidemi global yang terlupakan yang menuntut respons internasional segera."

Laporan itu menyebutkan bahwa pneumonia menyebabkan 15 persen kematian pada anak di bawah lima tahun, tetapi hanya tiga persen dana yang dikeluarkan untuk penyakit ini, dari dana untuk penelitian penyakit menular, tertinggal jauh di belakang penyakit lain seperti malaria.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home