Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:57 WIB | Selasa, 01 September 2015

LIPI Serius Bina Minat Meneliti di Kalangan Remaja

Ilustrasi: National Young Inventors Award (NYIA), kompetisi ilmiah bagi remaja berusia 8-18 tahun dalam melakukan inovasi. (Foto: infokompetisi.lipi.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penanaman budaya meneliti bagi generasi muda menjadi fokus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bersama British Council, melalui program Newton Fund, LIPI melakukan pembimbingan bakat peneliti muda.

Kepala LIPI Prof Dr Iskandar Zulkarnain mengatakan, perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda, sehingga negara berkembang seperti Indonesia perlu meningkatkan kualitas generasi muda melalui iptek.

“Generasi muda adalah aset bangsa dan harus terus dibina sebagai salah satu upaya membentuk positioning Indonesia di masa depan dan mendorong percepatan inovasi,” kata Iskandar ketika membuka Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-47 dan National Young Inventor Award (NYIA) ke-8 tahun 2015 di Auditorium LIPI Jakarta pada 25 Agustus.

Senior Relationship Manager and East Asia Regional Evaluation, Yanti Amran, mewakili Director British Council Indonesia, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme generasi muda terhadap dunia penelitian. “Buah pemikiran anak-anak muda pada forum ini akan berkontribusi besar di masa depan, baik di sektor riil maupun perkembangan perindustrian,” katanya. 

Indonesia, menurut Yanti, adalah salah satu dari 10 negara terpenting di dunia bagi Inggris. “Kami memandang kolaborasi ini sangat tepat, terutama dalam membina bakat-bakat muda di bidang ilmu pengetahuan untuk memecahkan permasalahan global,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Utama LIPI, Dr Siti Nuramaliati Prijono, mengemukakan terdapat kenaikan jumlah proposal dalam penyelenggaraan LKIR tahun ini.

“Khusus LKIR, jumlah proposal karya ilmiah yang diajukan peserta naik sekitar 30 persen dibandingkan dengan tahun lalu, dari 1.700an menjadi 2.041 proposal,” katanya. Ia melihat tren positif dalam perkembangan minat penelitian di kalangan remaja.

Pada penyelenggaraan LKIR tahun ini, karya peserta dibagi ke dalam empat kategori yaitu Ilmu Pengetahuan Hayati, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Maritim, serta Ilmu Pengetahuan Teknik.

“Dari semua proposal yang diajukan, LIPI menjaring 53 karya hasil mentoring dan evaluasi pakar LIPI,” kata Siti. Sedangkan untuk NYIA, telah terseleksi 30 karya dari 389 usulan siswa-siswi dari seluruh Indonesia.

Terkait dengan hasil karya ilmiah dan invensi para remaja, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Dr Laksana Tri Handoko yang menjadi Ketua Dewan Juri LKIR menegaskan, pada dasarnya mereka tidak diarahkan untuk penelitian aplikatif langsung. “Tujuan awal dari kompetisi ilmiah ini adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan mencari solusi scientific terhadap permasalahan sehari-hari,” katanya. Adapun ketertarikan dari industri nantinya, yang kemudian berujung pada paten dan royalti, adalah bonus.

Sebagai bentuk apresiasi dan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual para remaja tersebut, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI, Nur Tri Aries S MA mengatakan, LIPI telah bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. “Potensi paten terhadap invensi generasi muda ini juga akan dibimbing oleh Pusat Inovasi LIPI,” katanya. (lipi.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home