Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:54 WIB | Selasa, 19 April 2016

Lokasi Terdampak Gempa Jepang Kekurangan Makanan

Ilustrasi: Petugas polisi tengah melakukan pencarian warga yang hilang di pascadua gempa bumi menghantam wilayah Mashiki, prefektur Kumamoto hari Minggu (17/4). Sebagian besar petugas penyelamat berpacu melawan cuaca dan ancaman longsor guna menjangkau orang-orang yang masih terjebak. (Foto: Kazuhiro Nogi/AFP).

KUMAMOTO, SATUHARAPAN.COM – Petugas penyelamat yang terdiri dari gabungan antara militer Jepang dan Kepolisian Prefektur Kumamoto membantu evakuasi di lokasi terdampak gempa, namun di lokasi petugas penyelamat mengemukakan saat ini kekurangan bahan makanan bagi para pengungsi.

Seperti diberitakan Japan Times hari Senin (18/4), empat petugas (USFJ/United States Forces Japan) atau Angkatan Bersenjata Gabungan Jepang Amerika Serikat yang berbasis di Pulau Okinawa, Jepang membagikan 20 ton bantuan, antara lain makanan, minuman, obat-obatan dan selimut kepada penduduk Minamiaso, di Prefektur Kumamoto.

Lebih kurang 450 siswa sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, tidak dapat bersekolah karena bangunan rusak, karena – berdasar catatan Japan Times – 26 sarana pendidikan ditutup akibat gempa.

Petugas penyelamat, Tsukasa Goto dari Angkatan Bela Diri Jepang mengemukakan permukaan tanah yang tidak stabil akibat gempa susulan menyebabkan operasi penyelamatan tidak dapat dilakukan dengan cepat.

“Mesin-mesin berat akhirnya datang walau sempat  terhalang  jalan yang rusak dan terputus,” kata Goto.

Penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan orang-orang sebelum mereka tertimbun longsor lebih disebabkan oleh ratusan gempa susulan yang mengguncang daerah.
Para pejabat telah mengkonfirmasi bahwa 43 orang meninggal dunia dan sekitar 1.100 terluka di Kumamoto dan tempat lain di Pulau Kyushu, Jepang.

Japan Times mencatat lebih dari 500 kali gempa  terutama di Prefektur Kumamoto dan Prefektur Oita.

Polisi mengatakan ada seorang perempuan berusia 77 tahun meninggal dunia hari Minggu (17/4) akibat penyakit gagal jantung akut ketika berada di penampungan di Aso, Prefektur Kumamoto.

 Pihak berwenang mengatakan kematian perempuan tersebut diakibatkan stres atau kelelahan saat evakuasi.

Pada Senin pagi, 104.900 orang berada di tempat penampungan di Kumamoto, turun dari sekitar 110.000 Minggu sore, kata para pejabat.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang mengeluarkan pernyataan resmi bahwa saat ini melakukan perawatan terhadap dua warga negara Indonesia (WNI) yang mengalami luka-luka akibat gempa  di Jepang.

“Dua Warga Negara Indonesia yang merupakan mahasiswa  yang mengalami luka-luka itu sudah mendapat penanganan medis dan perlahan-lahan pulih,” sebut pernyataan resmi KBRI Tokyo, hari Minggu (17/4) seperti diberitakan situs Kementerian Luar Negeri Indonesia.

 (japantimes.co.jp/kemlu.go.id).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home