Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 07:08 WIB | Sabtu, 08 Juni 2019

Magnalia Dei

Dan saat ada dua orang mencari nama bagi dirinya sendiri malapetaka tak terhindarkan.
Hari Pentakosta (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi” (Kej. 4:11). Inilah kisah Babel. Ini jugalah kisah semua manusia.

Tak ada salahnya mendirikan sebuah kota, juga gedung pencakar langit. Kesalahannya ada pada motivasi dibelakangnya. Dan motivasinya hanya satu: ”cari nama”! Di dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) dinyatakan: ”supaya kita termasyhur”. Menara itu dibuat agar manusia terkenal!

Sekali lagi, kesalahan bukan terletak pada otak manusia, yang merupakan karunia Tuhan. Juga bukan pada hasil kreativitas manusia, dalam hal ini Menara Babel. Namun, pada motivasinya. Manusia ingin cari nama! Manusia ingin terkenal! Manusia ingin dipuji! Manusia ingin dimuliakan.

Hal ini tampak jelas ketika mereka tak mampu lagi bekerja sama saat bahasa menjadi hambatan komunikasi. Sebenarnya mereka bisa memakai bahasa tubuh! Kenyataannya tidak! Mereka tak mampu lagi bekerja sama karena setiap orang ingin mencari nama sendiri-sendiri. Dan saat ada dua orang mencari nama bagi dirinya sendiri malapetaka tak terhindarkan.

Di bumi manusia pertikaian, bahkan perpecahan, terjadi ketika setiap orang berlomba mencari nama bagi dirinya sendiri. Dan itulah yang sirna pada Hari Pentakosta di Yerusalem. Para murid tak lagi membicarakan diri sendiri, tetapi magnalia Dei ’perbuatan-perbuatan besar Allah’ (Kis. 2:11).

Persoalan terbesar manusia ialah lebih suka membicarakan diri sendiri—entah kekuatan maupun kelemahan diri. Ujung-ujungnya: jika bukan pemujaan, ya pengasihanan diri. Dan para murid tidak sedang membicarakan dirinya  sendiri, tetapi membicarakan magnalia Dei.

Karena itu, Petrus tidak merasa tersinggung dan sakit hati ketika orang mengejeknya. Dia tidak baper. Yang dia lakukan hanyalah mengomunikaskan apa yang terjadi. Dan ini sungguh karya Roh Kudus, yang sedang melakukan pembaruan bumi (Mzm. 104:30).

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home