Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:10 WIB | Selasa, 13 Agustus 2019

Mahasiswa IPB Kembangkan A Logam, Penyerap Limbah Logam Berat di Air Tercemar

Mahasiswa IPB University berhasil kembangkan produk yang bisa menyerap limbah logam berat dari tulang ikan tuna, yang diberi nama A Logam. (Foto: ipb.ac.id)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Mahasiswa IPB University berhasil mengembangkan produk yang bisa menyerap limbah logam berat dari tulang ikan tuna. Inovasi penyerap limbah logam berat ini mereka beri nama A Logam.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019, tiga mahasiswa Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Avia Sefrianty Hidayat, Muhammad Farhan, dan Zulfa Aulia Rahma ini, membuat partikel mineral hidroksiapatit. Avia dan tim mengembangkan inovasi ini dengan bimbingan dari Dr Akhiruddin Maddu, dosen Departemen Fisika, FMIPA.

“A Logam berisi partikel mineral hidroksiapatit, yang kami buat dari limbah pengolahan tulang ikan tuna. A Logam dapat mengurangi kandungan logam berat pada air tercemar saat dicelupkan ke dalam air. Ada proses adsorpsi yaitu ion-ion logam berat 'terisap' ke permukaan partikel mineral hidroksiapatit. Kami mengombinasikan mineral ini dengan magnetit yang disintesis dari pasir besi yang dapat diperoleh dengan mudah di banyak pantai Indonesia. Tujuannya, untuk meningkatkan tingkat absorpsi dan memudahkan proses pengangkatan partikel peng-adsorpsi (adsorben) setelah diimplementasikan,” kata Avia, Ketua PKM, yang dilansir situs ipb.ac.id, pada Kamis (8/8).

A Logam memiliki efektivitas yang baik dalam menyerap logam berat seperti timbal (Pb). Selain itu, dengan mempertimbangkan biaya dan ketersediaan bahan baku, komposit A Logam berpotensi untuk mengangkat lebih banyak logam terlarut per satuan biaya. Hal ini memungkinkan biaya produksi dan implementasi yang lebih terjangkau juga ramah lingkungan, karena menggunakan limbah dan material lokal yaitu limbah tulang ikan tuna dan pemanfaatan pasir besi.

Menurut Avia, ide pengembangan inovasi ini bermula dari pengalaman dua orang anggota tim yang pernah terkena dampak tidak langsung dari pencemaran logam berat. Ketika makan seafood, mereka mengalami masalah pencernaan yang ternyata itu dapat terjadi akibat konsumsi seafood seperti kerang yang tercemar logam berat.

“Masalah pencemaran logam berat yang semakin meningkat tentunya akan mengancam industri perikanan melalui penurunan kelayakan konsumsi berbagai produk boga bahari, seperti ikan dan kerang, yang ditangkap di lepas pantai yang dekat dengan kota-kota besar. Pemanfaatan tulang ikan, yang merupakan limbah industri perikanan, untuk menanggulangi masalah dalam industri itu sendiri menawarkan keberlanjutan yang lebih ramah lingkungan,” katanya.

 

 

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home