Loading...
HAM
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:31 WIB | Jumat, 31 Oktober 2014

Main Basket, Pemberontakan ala Perempuan Arab Saudi

Anak-anak perempuan di Saudi bermain bola basket di klub olahraga privat di Jeddah, Arab Saudi. (Foto: voaindonesia.com)

JEDDAH, SATUHARAPAN.COM – Seiring kembali bergulirnya liga bola basket Amerika Serikat, National Basketball Association atau yang lebih dikenal dengan sebutan NBA pekan ini, sekelompok perempuan dewasa Arab Saudi akan mengejar impian mereka bermain bola basket.

Permainan bola basket perempuan kian populer di kerajaan yang penuh batasan publik untuk gerakan dan aktivitas perempuan itu. Dengan bantuan dari sejumlah pelatih yang telah menempuh pendidikan di Amerika Serikat, perempuan penyuka olahraga ini menggunakan bola basket untuk mendorong hak yang lebih besar, baik di dalam atau di luar lapangan di Arab Saudi.

"Kita ini tim aktivis," ujar Lina Almaeena, seorang yang merintis tim bola basket pertama di negara itu 11 tahun silam.

"Kami betul-betul mendorong olahraga itu di saat besarnya tabu saat itu, ketika ada sensor pribadi atas olahraga untuk perempuan," dia menambahkan.

Untuk perempuan, bola basket bukan sekadar permainan tapi aksi pemberontakan di negara tempat akses olahraga untuk perempuan dilarang oleh golongan ultra konservatif. Pendidikan jasmani masih belum masuk dalam kurikulum bagi anak-anak perempuan di sejumlah sekolah Arab Saudi.

Perempuan-perempuan menghadapi aturan yang ketat terkait berbusana, jadi mereka tidak dapat dilihat oleh pria saat lari memakai celana olahraga, apalagi pakaian yang ketat atau terbuka. Sebagian besar perempuan di Arab Saudi menutup rambut dan wajah mereka dengan niqab dan semua perempuan wajib memakai gamis longgar berwarna hitam yang disebut abaya di depan umum.

Makin Populer

Meski demikian, permainan bola basket semakin popular, bahkan diikuti oleh beberapa perempuan di negara-negara Arab lainnya. Salah satunya, Hadeer Sadagah (20 tahun) mengaku mulai bermain bola delapan tahun lalu dengan Almaeena di Jeddah United. Ia sekarang bermain di tingkat universitas untuk University of Sharjah di Uni Emirat Arab.

"Tanpa olahraga dan tim ini, saya tidak akan seperti sekarang," ujar dia.

"Main bola basket membuat saya lebih aktif di masyarakat, sekolah dan dalam belajar. Saya menjadi lebih sosial dan percaya diri," Hadeer menambahkan.

Pada sebuah latihan sore di Jeddah, anak-anak perempuan berumur empat tahun melompat, melempar bola dan berlari di lapangan bola basket di belakang tembok berpagar, sementara anak laki-laki bermain di lapangan sebelahnya. Namun, saat waktu shalat tib, anak-anak dan para pelatih itu pun menghentikan permainannya.

Almaeena mengatakan bola basket semakin populer di kalangan anak-anak perempuan Arab Saudi karena menawarkan kebersamaan dari tim olahraga. Bola basket juga dianggap lebih dapat diterima oleh masyarakat karena perempuan dapat berlatih memakai pakaian yang longgar dan permainan dapat dilakukan di dalam dan luar ruangan. (voaindonesia.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home