Loading...
RELIGI
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:14 WIB | Senin, 03 Juni 2019

Majelis Habitat PBB Mengadakan Dialog Antaragama

Dialog antaragama Majelis Habitat Perserikatan Bangsa-Bangsa . (Foto: oikoumene.org)

NAIROBI, SATUHARAPAN.COM – Peran penting komunitas agama dalam menciptakan kota yang lebih aman, berkelanjutan, dan inklusif menjadi bahasan penting dalam Sidang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pembangunan Permukiman Global (UN-Habitat) di ibu kota Kenya, Nairobi.

Para pembicara mengatakan, komunitas-komunitas iman menjadi bagian yang mengakar dalam kehidupan dan fungsi kota-kota, komunitas iman menjadi tokoh utama dalam mengatasi tantangan urbanisasi yang sangat cepat.

Pertemuan pertama dibuka pada Senin (27/5/2019) di Nairobi dengan lebih dari 3.000 delegasi, termasuk perwakilan pemerintah dan 60 wali kota dari kota-kota di dunia. UN-Habitat adalah badan PBB yang diberi mandat untuk memastikan masa depan perkotaan yang lebih baik.

Tema pertemuan adalah "Inovasi untuk Kehidupan yang Lebih Baik pada Komunitas di Kota-kota”. Dan, ketika berakhir pada 31 Mei, delegasi berharap mereka akan membuat langkah-langkah kunci menuju implementasi Agenda Perkotaan Baru dan dimensi terkait dari Agenda 2030.

Majelis itu menjadi tuan rumah serangkaian dialog antaragama, di mana beberapa ahli agama dan peserta membahas pentingnya iman dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan di kota-kota besar dan kecil.

"Setiap kota memiliki gereja, kuil, atau masjid," kata Iyad Abumoghli, koordinator utama Strategic Engagement with Faith Organizations at the UN Environment, di Nairobi. 

Pada salah satu sesi dialog antaragama tersebut, ia mengatakan, “Ketika bencana terjadi, yang pertama merespons adalah komunitas agama. Mereka adalah kelompok orang yang memiliki efisiensi dan jangkauan luas.”

Kota-kota Tuhan

Pada bulan Maret lalu, para pemimpin agama diundang ke Majelis Lingkungan PBB dengan alasan yang sama. Bahwa di masa lalu, di kota-kota dibangun pusat peribadatan, dan kini agama juga dibangun untuk melayani masyarakat, antara lain menyatukan penduduk kota pada saat berduka, atau merayakan kegembiraan, merenung, dan membantu orang yang membutuhkan.

"Sebagian besar agama memiliki garis yang menyiratkan kota Tuhan," kata Mokhtari Ghambou, Duta Besar Maroko untuk Kenya  “Kota ini bukan milik siapa pun. Itu milik kita semua."

Catatan lama telah menguraikan tentang dialog antaragama dan menunjukkan keterlibatan pemerintah dengan komunitas lokal dan tokoh dari komunitas agama, dan secara luar biasa menghasilkan rasa hormat dan kepercayaan publik.

Komunitas agama ditempatkan dengan baik untuk memainkan peran penting dalam mempromosikan inklusi, memimpin penyelesaian konflik damai, dan menegakkan hak asasi manusia, menurut  dokumen tersebut.

Maimuna Mohd Sharif, Direktur Eksekutif UN Habitat, meluncurkan rencana strategis untuk membantu negara-negara mengurangi ketidaksetaraan dan kemiskinan, memperkuat aksi perubahan iklim, memperbaiki lingkungan perkotaan, dan menanggapi krisis perkotaan.

Menurutnya, dalam implementasinya, rencana tersebut akan dipandu oleh inklusi sosial dan hak asasi manusia untuk semua, termasuk perempuan, anak-anak muda, kaum difabel, dan kelompok rentan lainnya.(oikoumene.org)

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home